Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa teknologi minyak dan gas dunia harus menyerah dari tekanan pelemahan permintaan dan pandemi Covid-19 dengan memangkas ratusan karyawannya.
Dilansir aljazeera.com, Minggu (1/11/2020), Exxon Mobil Corp mengumumkan perusahaannya bakal melakukan pemangkasan karyawan sekitar 1.900 orang di Amerika Serikat (AS) seiring dengan penurunan permintaan dan harga akibat Covid-19.
Exxon yang merupakan salah satu perusahaan migas terbesar di AS ini terus melakukan pemangkasan biaya di tengah penurunan permintaan dan ekspansi baru.
Perusahaan migas ini berkomitmen untuk mengucurkan lebih dari US$10 miliar untuk ekspansi dan memangkas biaya operasional sebanyak 15 persen.
Exxon dilaporkan merugi hingga US$1,7 miliar sepanjang semester I/2020 dan diperkirakan bakal mencatatkan keadaan yang sama pada kuartal mendatang.
Menurut Exxon, pemangkasan tenaga kerja merupakan bagian dari upaya reorganisasi. Adapun pemangkasan karyawan terbesar akan berasal dari Houston dan Texas. Pemangkasan ini akan mencakup pengunduran diri secara sukarela dan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Baca Juga
“Covid-19 telah melukai permintaan produk Exxon sehingga memaksa kami untuk mengurangi biaya operasional,” kata perusahaan tersebut dalam keterangan resminya.
Hingga 2018, Exxon memiliki 75.000 karyawan yang bekerja di seluruh dunia. Tak hanya di AS, Exxon juga sudah mengumumkan pemangkasan 1.600 karyawan di Eropa, dan Australia.
Selain Exxon, Chevron juga mengumumkan pemangkasan karyawan 15 persen -20 persen di Nobel Energy, anak usahanya. Perusahaan yang berbasis di San Ramon ini bahkan memangkas rencana belanja modal hingga 20 persen pada tahun ini atau sekitar US$4 miliar.