Bisnis.com, JAKARTA - Chevron Corporation melaporkan rugi bersih senilai US$207 juta pada kuartal III/2020 yang disebabkan oleh rendahnya harga komoditas minyak dan gas bumi.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, perusahaan migas internasional yang tercatat di Bursa The New York Stock Exchange dengan code saham CVX itu melaporkan pendapatan senilai US$24,45 miliar pada kuartal III/2020, lebih rendah dibandingkan dengan torehan pada kuartal III/2019 yakni US$36,11 miliar.
Adapun, sepanjang Januari 2019-September 2020, Chevron telah mengantongi pendapatan sebanyak US$69,44 miliar, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak US$110,16 miliar.
Sementara itu, pada triwulan ketiga tahun ini Chevron mencatatkan rugi bersih senilai US$207 juta. Dengan demikian, rugi bersih Chevron sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini yakni sebesar US$4,87 miliar, berbanding terbalik jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan laba sebesar US$9,53 miliar.
CEO Chevron Corporation Michael K. Wirth mengatakan bahwa realisasi pada kuartal III/2020 sangat merosot jika dibandingkan dengan tahun lalu. Faktor utama penyebab melemahnya kinerja tahun ini karena rendahnya harga komoditas dan marjin yang disebabkan oleh Covid-19.
Michael menuturkan, ekonomi dunia terus bergerak di bawah tren saat masa sebelum pandemi, sehingga hal itu memengaruhi permintaan produk hasil produksi Chevron yang sangat erat hubungannya dengan aktivitas ekonomi.
"Kami tetap fokus pada apa yang dapat kami kendalikan, operasi yang aman, disiplin pada modal, dan biaya manajemen," katanya seperti dikutip dalam keterangan resminya, Sabtu (31/10/2020).
Dia menjelaskan, pada kuartal III/2020 pengeluaran modal organik dan biaya operasional masing-masing turun 48 persen dan 12 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kebijakan keuangan Chevron, kata Michael, dipandu oleh strategi investasi jangka panjang dengan melindungi sejumlah prioritas, termasuk dividen.
"Kami berinvestasi untuk nilai jangka panjang dan menjaga balance sheet yang kuat," ungkapnya.