Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menyiapkan titik pemeriksaan atau security check point di beberapa titik selama libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H. Langkah ini guna mengantisipasi lonjakan pengguna kendaraan pribadi ke daerah.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan menetapkan sejumlah titik pemeriksaan bersama dinas perhubungan (dishub) di daerah.
"Kalau di perjalanan kendaraan pribadi relatif homogen, check point kami terapkan," ujarnya dalam diskusi bersama tim Satgas Penanganan Covid-19, Kamis (22/10/2020).
Walaupun menerapkan check point di sejumlah titik, dia mengingatkan titik kritis bagi aktivitas libur panjang dan risiko penularan Covid-19 ada di tempat wisata. Dia kemudian meminta kedisiplinan pengelola pariwisata seperti restoran dan hotel agar tetap menjaga protokol kesehatan.
Selain itu, pihaknya melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi pergerakan orang dan kendaraan yang diprediksi akan meningkat pada libur panjang akhir Oktober. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia usai libur panjang.
“Kami melihat kecenderungan masyarakat untuk melakukan perjalanan menggunakan semua jenis transportasi akan meningkat pada libur panjang akhir Oktober nanti. Kami prediksi akan terjadi peningkatan pergerakan orang dan kendaraan sekitar 10-20 persen,” ungkapnya.
Baca Juga
Menhub menyatakan Presiden telah memperingatkan agar melakukan upaya antisipasi pada libur panjang akhir Oktober agar tidak terjadi peningkatan laju penularan Covid-19, seperti yang sempat terjadi selepas libur panjang Cuti Bersama Tahun Baru Islam pada bulan Agustus lalu.
Mengantisipasi hal itu, Menhub akan melakukan koordinasi dengan para Operator Transportasi untuk konsisten memberlakukan protokol kesehatan yang ketat dari mulai awal keberangkatan, pada saat perjalanan, hingga sampai di tujuan. Kemenhub akan melakukan pemeriksaan secara acak (random check) untuk memastikan protokol kesehatan telah dilakukan dengan baik oleh para operator.
“Para operator ini yang mempunyai peran penting untuk memfasilitasi pergerakan orang antar kota, antar wilayah. Kalau mereka tidak taat, khawatir akan timbul penularan yang tidak kita inginkan. Tunjukan kita harus disiplin dan tidak kompromi terhadap protokol kesehatan. Kalau memang ada yang ditemukan reaktif atau positif ya harus dilarang berangkat,” ujarnya.