Bisnis.com, JAKARTA – PT Moda Raya Terpadu Jakarta (MRT) membuka opsi untuk menggunakan pendanaan kembali dari pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) pada fase selanjutnya.
Walaupun demikian, diharapkan pinjaman tidak berskema pinjaman ketat atau tight loan untuk mempercepat penyelesaian proyek.
Head of Corporate Secretary MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin mengatakan kerja sama bilateral antara pemerintah dua negara saat ini tengah berlangsung dengan kunjungan pemerintah Jepang ke Indonesia. Namun, saat ini pihaknya juga menunggu arahan dari stakeholder untuk membangun kerja sama lebih jauh.
“Saat ini pinjaman JICA sudah terealisasikan pada fase satu dan tengah berlangsung pada fase II. Bisa saja pada fase ketiga kami terbuka, tetapi ya karena biasanya sifatnya tight loan itu yang mengganjal,” jelasnya, Selasa (20/10/2020).
Kamaluddin menyatakan alasannya karena pemilihan kontraktor dan penyediaannya prasarananya berasal dari Jepang. Sementara itu pemerintah Negara Matahari Terbit juga memiliki proyek prioritas di dalam negeri, sehingga terkadang menghambat kemajuan proyek.
Saat ini MRT tengah mengerjakan fase II MRT dengan pendanaan dari JICA senilai total Rp22,5 triliun. Namun, penyerapannya masih minim, yaitu sekitar delapan persen lantaran terganjal pandemi dan baru dimulai pada pertengahan Juni lalu.
Pembangunan konstruksi MRT Jakarta fase 2 untuk paket kontrak CP 201 telah dimulai sejak 15 Juni 2020. Paket kontrak ini nantinya akan membangun terowongan dari Stasiun Bundaran HI sampai dengan Stasiun Harmoni dan membangun dua stasiun, yaitu Stasiun Thamrin dan Monas. Rencananya, dua stasiun ini akan mulai beroperasi melayani masyarakat pada Maret 2025 mendatang.
Proyek ini juga menjadi simbol kerja sama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang melalui kolaborasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta dilaksanakan selama pandemi Covid-19. Yang diharapkan menjadi pendorong bagi bangsa ini keluar dari krisis mengatasi pandemi
Meskipun proyek ini dikerjakan dalam situasi pandemi, MRT memastikan bahwa proyek ini dikerjakan dengan standar protokol kesehatan yang tinggi. “Progres fisiknya masih kecil sekali karena memang baru dimulai,” ujarnya.