Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan RI (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 mengalami perbaikan, meski pandemi Covid-19 belum selesai.
Hal ini disampaikan Menkeu dalam Podcast Media Keuangan yang disiarkan Jumat (16/10/2020).
“Kuartal III ini kita sudah bisa menunjukkan adanya perbaikan. Pemerintah memantau dengan mobilitas masyarakat yang sebelumnya totally ada di rumah, [kini] sudah ada yang mulai sebagian bekerja. Ada yang mulai melakukan kegiatan,” katanya seperti dikutip Bisnis, Rabu (21/10/2020).
Sri Mulyani berharap agar masyarakat tetap disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan, yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak ketika melakukan kegiatan atau aktivitas seperti biasanya.
Menurutnya, munculnya denyut ekonomi jelang akhir 2020 lantaran terlihat dari membaiknya indikator-indikator konsumsi masyarakat.
“Kegiatan-kegiatan masyarakat secara umum bahkan penjualan mobil, penjualan semen, dan juga mulai konsumsi listrik di sektor-sektor usaha itu sudah mulai bangkit lagi,” ungkapnya.
Baca Juga
Mantan Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) itu mengatakan membaiknya ekonomi Indonesia di kuartal III/2020 juga terjadi lantaran pemerintah memfokuskan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk membantu masyarakat dan pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19.
Meski demikian, dia tak menampik meningkatnya anggaran untuk bantuan sosial pada program pemulihan ekonomi nasional (PEN) menyebabkan defisit APBN mengalami kenaikan. Pasalnya, penerimaan negara anjlok cukup drastis.
“Kita harus melakukan extraordinary intervention, intervensi yang luar biasa. Namun tidak apa-apa karena memang harus melakukan itu, itu instrumen negara. Kita tetap jaga jangan sampai nanti APBNnya menjadi apa yang disebut tidak sustainable,” jelasnya.
Sri Mulyani berharap pemulihan ekonomi terjadi tidak hanya di kuartal III/2020, tetapi berlanjut hingga kuartal IV/2020 dan awal 2021. Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 terkontraksi sebesar 5,32 persen (year on year/yoy) dibandingkan 5,07 persen pada periode sama tahun lalu.
“Kalau masyarakat mulai pulih dan itu terlihat dari confidence konsumen mulai pulih, kemudian industri juga sudah mulai pulih. Meskipun masih dalam tahap sangat dini dan juga sangat masih rapuh, namun sudah ada tanda-tanda itu. Kita harap ini akan makin membaik pada kuartal IV/2020 dan 2021,” pungkasnya.