Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan semua negara di belahan dunia masih menghadapi ancaman gelombang kedua wabah virus Corona atau Covid-19.
Hal itu diungkapkan Menkeu pada Podcast Media Keuangan yang ditayangkan Jum’at (16/10/2020). Sri Mulyani menuturkan persoalan yang genting saat ini adalah masalah kesehatan. Pasalnya, wabah Covid-19 masih dihadapi oleh seluruh dunia tanpa memandang bulu.
“Kalau sekarang persoalan ini adalah kesehatan, di mana Covid-19 sendiri belum selesai masih menghadapi dan masih kita hadapi,” kata Sri Mulyani, seperti dikutip Bisnis, Selasa (20/10/2020).
Meskipun berbagai negara melakukan upaya yang luar biasa dalam meminimalisir penyebaran Covid-19, Sri Mulyani mengatakan negara-negara di dunia sudah menghadapi ancaman gelombang kedua dari Covid-19. Padahal, gelombang pertama Covid-19 belum usai.
Beberapa negara sudah melakukan upaya luar biasa, seperti menerapkan lock down, PSBB (pembatasan sosial berskala besar), dan metode lain untuk membatasi pergerakan masyarakat. Ani, sapaan akrabnya, menyebutkan negara-negara maju di benua Amerika, Eropa, dan Australia kemungkinan mengalami ancaman gelombang kedua Covid-19.
“Kita lihat di semua negara, Australia, di Sydney, atau di Melbourne mereka harus menutup kembali [perbatasan]. Sekarang Inggris dengan London harus menutup juga. Amerika [terjadi] kontroversi mengenai menggunakan masker, negara bagian mana yang harus ditutup," imbuhnya.
Baca Juga
Dia menilai negara-negara maju menghadai suasana yang luar biasa pelik untuk menghadapi kemungkinan ancaman gelombang kedua. Di sisi lain, para peneliti masih berjibaku dan melakukan berbagai upaya untuk terus mencari dan menemukan vaksin Covid-19.
Menurutnya, seluruh elemen masyarakat harus menyadari masalah Covid-19 mengancam jiwa manusia melalui kesehatan. Sri Mulyani mengatakan pandemi Corona merupakan permasalahan dunia, bukan hanya di Indonesia.
Bahkan, dia menegaskan virus Covid-19 telah menginfeksi pemimpin dunia, seperti Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden Brasil Jair Bolsonaro, bahkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat tertular Corona.
Jka ingin menghindari penularan, dia mengingatkan manusia harus melakukan berbagai langkah-langkah protokol kesehatan yang disebut pembatasan sosial, menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak.
"Covid-19 itu tidak memandang bulu. Semua orang bisa terkena. Ini semuanya tentu memiliki konsekuensi karena banyak kehidupan orang di bidang sosial, ekonomi, secara keluarga, beribadah, bahkan sekolah. Semuanya itu [terdampak karena] manusia sebagai makhluk sosial pasti berinteraksi," ujar Sri Mulyani.