Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan Bisnis Maskapai, INACA Susun Peta Jalan yang Masuk Akal

INACA sedang menyusun road map atau peta jalan bagi industri penerbangan dengan angka target yang lebih masuk akal, yakni kembali pada kondisi 2019 atau 2018.
Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiraatmadja./Dok. Istimewa
Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiraatmadja./Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menyusun program lanjutan menghadapi pandemi pada tahun dengan road map atau peta jalan berisi prediksi pemulihan maskapai agar bisa kembali ke kondisi pada 2018 dan 2019.

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja menyampaikan bersama dengan puslitbang Kementerian Perhubungan, road map ini akan menjadi acuan agar perusahaan maskapai bisa menggunakan parameter angka yang masuk akal dalam menyusun pertumbuhan ekonomi dan perbaikan aktivitas penerbangan.

“Program lanjutan pada 2021 adalah menyusun prediksi dan perbaikan aktivitas bisa kembali pada 2018 dan 2019. Angka-angka yang lebih masuk akal,” jelasnya, Jumat (16/10/2020).

Sebelumnya Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menilai maskapai akan bersikap realistis menetapkan target kinerja pada tahun ini menyesuaikan dengan tingkat permintaan saat ini ketimbang bersikap terlalu optimistis.

Denon menuturkan upaya maskapai bertahan saat ini hanya menggantungkan diri kepada kekuatan masing-masing pemilik modal. Pasalnya, operator penerbangan yang memiliki jumlah pesawat lebih banyak juga akan mengeluarkan beban biaya yang semakin besar.

Dia menyebutkan pergerakan penumpang dalam waktu satu bulan saat ini hanya sekitar 2 juta orang dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Bahkan, angka ini baru mencapai 20 persen dibandingkan dengan jumlah penumpang pada tahun lalu yang mencapai 8 juta orang.

Dia pun memperkirakan sampai akhir tahun ini jumlah penumpang total mencapai 30 juta atau lebih rendah 30 persen - 40 persen dibandingkan dengan pada tahun lalu.

“Skenario yang lebih realistis dengan menyesuaikan tingkat permintaan saat ini empat juta hingga lima juta penumpang. Tidak bisa dipaksakan memang akan kembali seperti pada tahun lalu sebanyak sepuluh juta, tarena tahun lalu enggak ada Covid-19,” jelasnya.

Target pergerakan tersebut disusun dengan asumsi jika pada November tahun ini semua aturan dan administrasi penerbangan telah dilonggarkan. Selain itu dengan adanya penambahan petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan frekuensinya dalam lajur pengisian Health Alert Card diharapkan bisa mempengaruhi jumlah pergerakan penumpang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper