Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rosan Roeslani Curhat ke Bamsoet, Dimarahi Gara-Gara Cetak Uang Rp1.600 Triliun

Permintaan cetak uang Rosan itu menimbulkan pro-kontra di masyarakat. Meski demikian, dia menuturkan akhirnya berujung melakukan otoritas keuangan "cetak uang".
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Ketua DPR Bambang Soesatyo (kiri), Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan) dan Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani (kedua kanan) menghadiri penutupan Rapimnas Kadin di Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (28/11/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Ketua DPR Bambang Soesatyo (kiri), Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan) dan Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani (kedua kanan) menghadiri penutupan Rapimnas Kadin di Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (28/11/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani pernah meminta pemerintah untuk mencetak uang sebanyak Rp 1.600 triliun saat penyebaran pandemi Covid-19 menyebar sampai ke Indonesia.

Permintaan cetak uang Rosan itu menimbulkan pro-kontra di masyarakat. Meski demikian, dia menuturkan akhirnya berujung melakukan otoritas keuangan "cetak uang".

Bos Recapital Grup itu mengatakan kondisi perdagangan RI sangat pahit. Meski neraca datang surplus, ekspor dan impor Indonesia turun drastis. Dia sempat mengusulkan cetak duit atau quantitative easing.

"Itu [quantitative easing] kan cetak uang, itu yang kita maksud. Usul kita cetak uang dijalankan, usul supaya suku bunga agar 0 atau 1 persen dijalankan juga. Tapi waktu kita pertama kali [mengusulkan cetak uang] dimarah-marahi saya,” ungkap Rosan Perkasa Roeslani melalui unggahan video akun Youtube Bambang Soesatyo, seperti dikutip Bisnis, Jum’at (16/10/2020).

Selain itu, Rosan mengatakan terhitung total kredit perbankan terdampak Covid-19 yang sudah meminta direstrukturisasi mencapai Rp1.360 triliun hingga September 2020 melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Berangkat dari data itu, dia menilai jumlah restrukturisasi kredit selama pandemi Covid-19 terus mengalami peningkatan.

“Jumlah itu kurang lebih adalah 25 persen lebih dari total perbankan yang memberikan pinjaman ke pihak ketiga,” ujar Rosan.

Ketua Umum KADIN Indonesia itu menuturkan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah pihak yang terdampak lebih berat akibat pandemi Corona.

Dia memprediksi sebanyak 50 persen bisnis pelaku UMKM hancur sejak awal tahun hingga saat ini.

“Dari total Rp1.100 triliun yang diberikan ke UMKM, [sebanyak] Rp556 triliun sudah kita restrukturisasi, berarti ini sudah 50 persen dan ini in line dengan angka yang dikeluarkan oleh Asian Development Bank,” imbuh Rosan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper