Bisnis.com, JAKARTA — PT Jakarta Tollroad Development menyebutkan masalah utama yang menghambat pengerjaan proyek 6 Ruas Tol Dalam Kota di Jakarta adalah soal pemindahan utilitas.
Direktur Utama JTD Frans Satyaki Sunito menjelaskan bahwa tidak ada kendala lain yang dihadapi pihaknya dalam menggarap proyek dengan total panjang 69,77 kilometer tersebut.
"Tidak ada kendala lain. Pembangunan tol dalam kota kendala utamanya adalah pemindahan utilitas. Kemudian yang lainnya adalah soal pengamanan lalu lintas di sekitar lokasi proyek," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (15/10/2020).
Data perseroan menyatakan bahwa pembangunan jalan tol tahap 1 dengan nilai investasi Rp20,7 triliun ini memiliki total panjang 31,1 kilometer yang terdiri atas Seksi A yaitu Kelapa Gading—Pulo Gebang sepanjang 9,3 kilometer, Seksi B (Semanan—Grogol) sepanjang 9,5 kilometer dan Seksi C (Grogol—Kelapa Gading) sepanjang 12,4 kilometer.
Untuk seksi A, ruas tol Kelapa Gading—Pulo Gebang pembangunannya dimulai sejak Februari 2017, kini progresnya sudah mencapai 71 persen dengan sisa pekerjaan struktur pilar sebesar 90 buah pilar dari total 384 buah pilar.
Seksi A direncanakan selesai dalam waktu 30 bulan, tetapi ditemukan beberapa kendala pelaksanaan antara lain pembebasan lahan tambahan, relokasi saluran udara tegangan tinggi (SUTT-150 kV), dan utilitas lain, seperti pipa gas, pipa air bersih, saluran kabel tegangan menengah, dan saluran distribusi/ jaringan tegangan rendah.
Baca Juga
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus berupaya untuk mempercepat penyelesaian pembangunan jalan tol layang dalam kota Jakarta atau sering disebut dengan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota Jakarta sebagai salah satu proyek strategis nasional sesuai dengan Peraturan Presiden No. 56/2018.
Enam ruas jalan tol sepanjang 69,77 km tersebut akan mengadopsi konstruksi jalan layang yang terintegrasi dengan transportasi umum bus rapid transit (BRT). Pembangunan jalan tol tersebut diharapkan dapat membantu mengurai kemacetan di dalam kota Jakarta.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Danang Parikesit menggarisbawahi perintah Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk jajaran Kementerian PUPR bersama JTD, pemerintah daerah, dan pihak-pihak terkait dapat mencari solusi dan menyelesaikan berbagai kendala di lapangan tersebut.
"Pelaksanaan konstruksi ruas tol Kelapa Gading—Pulo Gebang juga harus menyesuaikan dengan kondisi lalu lintas yang padat dan prinsip kehati-hatian yang tinggi karena berada di tengah bangunan gedung yang padat dengan waktu kerja yang relatif sempit. Pada dasarnya kami pun ingin memastikan keberlanjutan kegiatan usaha di sepanjang koridor tol."