Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memproyeksikan kinerja sektor manufaktur melanjutkan perbaikan di kuartal keempat 2020 meski masih dalam fase kontraksi. Hal ini sejalan dengan pelonggaran pembatasan di sejumlah daerah dan implementasi adaptasi kebiasaan baru (AKB), serta libur panjang di akhir tahun.
"Pada triwulan IV-2020, perbaikan kinerja PMI-BI tercatat pada hampir seluruh subsektor industri pengolahan," demikian Bank Indonesia dalam laporan berjudul Prompt Manufacturing Indeks-Bank Indonesia (PMI-BI) yang dirilis pada Rabu (14/10/2020).
Beberapa subsektor dengan prakiraan indeks PMI-BI tertinggi dan telah berada dalam level ekspansi pada triwulan tersebut adalah makanan, minuman dan tembakau (51,53%); serta semen dan barang galian nonlogam (50,00%).
Meski demikian, subsektor logam dasar besi dan baja mengalami penurunan dengan indeks terendah (39,81%).
Membaiknya kinerja subsektor makanan, minuman dan tembakau diperkirakan sejalan dengan pelonggaran pembatasan di sejumlah daerah dan implementasi adaptasi kebiasaan baru (AKB), serta libur panjang di akhir tahun.
Pada kuartal sebelumnya, subsektor semen dan barang galian nonlogam, diikuti subsektor industri makanan, minuman, dan tembakau menjadi penopang perbaikan indeks PMI-BI yang mencatat perbaikan meski masih di level konstrasi.
Baca Juga
Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) pada kuartal ketiga 2020 tercatat sebesar 44,91%, naik dari 28,55% pada triwulan kedua 2020, meski masih di bawah 52,04% pada triwulan ketiga 2019.
Perbaikan indeks kinerja manufaktur tersebut menjadi titik terang bagi hilangnya resesi Indonesia di tengah pandemi corona dan penantian terhadap hadirnya Vaksin Covid-19.
Pada saat yang sama, muncul aksi demo buruh dan demo mahasiswa di Ibu Kota dan sejumlah daerah untuk menolak pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Prompt Manufacturing Index–Bank Indonesia (PMI-BI) adalah sebuah indikator yang menyediakan gambaran umum mengenai kondisi sektor industri pengolahan saat ini dan perkiraan triwulan mendatang.
Index diperoleh dari sekitar 900 perusahaan dengan skala usaha menengah hingga besar pada sektor industri pengolahan di 44 provinsi di Indonesia.