Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CEO MIND ID Paparkan Rencana Pembentukan Indonesia Battery Holding

Nilai investasi proyek pengembangan baterai dari tambang nikel hingga menjadi baterai kotak ini diperkirakan mencapai US$12 miliar.
IlustrasiL Pabrik bahan baku baterai mobil listrik yang dibangun oleh Harita Nickel di Kawasi, Obi, Halmahera Selatan sudah memasuki tahap konstruksi akhir. Istimewa/Harita Nickel
IlustrasiL Pabrik bahan baku baterai mobil listrik yang dibangun oleh Harita Nickel di Kawasi, Obi, Halmahera Selatan sudah memasuki tahap konstruksi akhir. Istimewa/Harita Nickel

Bisnis.com, JAKARTA — Mining and Industry Indonesia bersama dengan PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) akan membentuk perusahaan induk di bidang bisnis baterai untuk kendaraan bermotor listrik.

Group CEO MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan bahwa proses pembentukan Indonesia Battery Holding (IBH) tersebut saat ini tengah berjalan. Nantinya, IBH akan terlibat dalam bisnis pembuatan baterai kendaraan bermotor mulai dari sektor hulu ke hilir.

"Rencana partisipasi BUMN dalam rantai nilai value chain EV [electric vehicle] baterai, MIND ID dan Antam akan lebih berperan di hulu, yang di intermediate ada Pertamina, dan di hilir ada PLN. Untuk mengontrol dari hulu ke hilir itu berjalan akan dibuat, sekarang lagi proses, Indonesia Battery Holding," ujarnya dalam webinar, Selasa (13/10/2020).

Lebih lanjut, Orias menjelaskan IBH nantinya akan bermitra, baik dengan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk., maupun anak usaha Pertamina atau PLN, untuk membentuk usaha patungan dalam proyek pengembangan baterai bersama dengan mitra asing.

Nilai investasi proyek pengembangan baterai dari tambang nikel hingga menjadi baterai kotak ini diperkirakan mencapai US$12 miliar.

Orias menuturkan bahwa pendanaan nantinya berasal dari kombinasi modal dari pemegang saham dan pinjaman perbankan.

Saat ini, tim pengembangan proyek tersebut secara intensif tengah menyiapkan rencana kerja sama dengan calon mitra asing yang berasal dari China dan Korea Selatan. Namun, Orias belum bisa mengungkapkan nama perusahaan calon mitra tersebut.

"Karena yang tanda tangan dari kami adalah Antam, nanti yang buka Antam. Yang pasti satu dari China dan satu dari Korea [Selatan]. Selain China, kami terbuka. Ini pola negosiasinya sifatnya unsolicited approach, mereka datang dan kami lakukan kerja sama, kami tidak buka tender," kata Orias.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper