Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan EBT Bisa Jadi Strategi Dorong Pemulihan Ekonomi

Pengembangan EBT perlu didorong untuk mengurangi ketergantugan impor energi.
Suasana PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Jumat (13/3/2020). PGE menargetkan pengeboran sumur semi eksplorasi untuk pembangunan PLTP Unit 7 dan Unit 8 akan dimulai pada Semester II/2020. Bisnis/Lukas Hendra.
Suasana PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Jumat (13/3/2020). PGE menargetkan pengeboran sumur semi eksplorasi untuk pembangunan PLTP Unit 7 dan Unit 8 akan dimulai pada Semester II/2020. Bisnis/Lukas Hendra.

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan bahwa pengembangan energi baru terbarukan bisa menjadi salah satu strategi dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19.

Dia tidak memungkiri bahwa situasi pandemi memberi tantangan tersendiri bagi proses transformasi energi dari energi fosil ke energi berbasis energi baru terbarukan (EBT). Namun, menurutnya, hendaknya kondisi ini tak menyurutkan upaya pengembangan EBT karena investasi di sektor energi hijau ini diyakini bisa menjadi penggerak roda perekonomian pascapandemi.

"Tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi yang berketahanan dan berkelanjutan, pemanfaatan EBT tentunya berdampak signifikan terhadap upaya menurunkan emisi gas rumah kaca dan menciptakan lapangan kerja baru," ujarnya dalam Launching Virtual Indo EBTKE ConeX 2020, Jumat (9/10/2020).

Selain itu, pengembangan EBT perlu didorong untuk mengurangi ketergantugan impor energi.

Arifin menuturkan bahwa saat ini sumber energi di Indonesia masih mengandalkan energi berbasis fosil, seperti bahan bakar minyak (BBM). Sumber energi fosil itu sebagian masih dipenuhi dari impor.

Ketergantungan impor energi ini, kata Arifin, menjadi salah satu beban yang berat bagi pemerintah dalam menjaga perekonomian dan pemenuhan kebutuhan energi nasional.

Saat ini pemanfaatan EBT di Indonesia baru mencapai sekitar 2,5 persen dari total potensi EBT yang diperkirakan mencapai lebih dari 400 gigawatt (GW).

Sebagai upaya mempercepat proses transisi energi, pemerintah tengah menyiapkan sejumlah kebijakan pendukung, antara lain peraturan presiden terkait dengan harga pembelian listrik EBT, menciptakan pasar baru melalui program renewable energy based industry (Rebid) dan RE based economic development (Rebed), pemanfaatan biomassa untuk co-firing PLTU, dan mandatori B30.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper