Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I menunda rencana peningkatan kapasitas sebanyak lima bandara, yang semestinya rampung pada tahun ini, guna menjaga likuiditas perusahaan setelah memangkas belanja modalnya menjadi Rp6 triliun.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan sebelum pandemi, perusahaan menargetkan sebanyak 10 bandara akan ditingkatkan kapasitasnya pada akhir tahun ini. Dari sepuluh bandara tersebut hingga akhir 2019, sebanyak tiga bandara telah rampung.
Tahun ini, lanjutnya, hanya akan ada dua bandara yang diprioritaskan terlebih dahulu, yakni Bandara Internasional Lombok akan ditingkatkan kapasitasnya dari 2,5 juta penumpang ke 4 juta penumpang dan Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara akan ditingkatkan kapasitasnya dari 2,6 juta ke 5,7 dan ditargetkan selesai Desember 2020.
“Dari tujuh bandara yang prioritas untuk tahun ini adalah Lombok dan Manado. Sementara proyek lainnya rescheduling yang harus selesai 2020 harus 2021, tetapi pelayanan public safety kami utamakan,” jelasnya, Kamis (1/10/2020).
Sementara itu, Direktur Keuangan AP I Andi S. Bratamihardja menjelaskan telah memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini menjadi Rp6 triliun dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) pada awal 2020 senilai Rp10 triliun guna menjaga likuiditas perseroan.
Dia membenarkan dampak pandemi ini membuat perseroan menjadwal ulang sejumlah investasi dengan kategori yang wajib diselesaikan dan yang dapat ditunda. Besaran nilai capex senilai Rp4 triliun akan dialihkan pada tahun depan.
Baca Juga
“Yang kami lakukan pengembangan kapasitas yang sudah lama dicanangkan oleh pemerintah dan harus dilakukan API. Namun demikian akan hati-hati untuk spending investasi,"jelasnya.
Andi menuturkan selama ini perseroan sangat jarang mengambil kredit modal kerja karena pendapatan operasi selalu menutup kebutuhan operasional dan investasi. Namun karena permintaan penting untuk meningkatkan kapasitas bandara maka selama tiga tahun penambahan utang investasi meningkat.
Terkait hal ini perseroan telah berbicara dengan debitur untuk bisa menyediakan fasilitas pinjaman dalam rangka menjaga modal kerja lainnya. Kendati demikian perseroan hanya akan menarik fasilitas pinjaman jika memang terdapat kepentingan mendesak dan belum berniat mencairkannya dalam waktu dekat guna mengoptimalkan beban kerja.
Adapun sebelumnya terdapat tujuh bandara yang akan ditingkatkan kapasitasnya adalah Bandara Adi Soemarmo di Solo Jawa Tengah yang memiliki kapasitas 1,3 juta penumpang per tahun menjadi 4,1 juta penumpang. Bandara ini akan memiliki stasiun kereta api dan akan menjadi bandara milik AP I pertama yang terhubung dengan jalur kereta api,
Kemudian, pengembangan kapasitas terminal I Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur yang memiliki kapasitas 7 juta penumpang per tahun, menjadi 11 juta penumpang.
Kemudian, Bandara El Tari di Kupang juga akan ditingkatkan kapasitasnya dari 1 juta penumpang per tahun menjadi 2,8 juta penumpang per tahun. Rencananya, peningkatan kapasitas ini akan diselesaikan sebelum lebaran Idulfitri 2020.
Lalu, Bandara Pattimura di Ambon, Maluku juga akan ditingkatkan kapasitasnya dari 1 juta ke 2,1 juta. Kemudian Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara akan ditingkatkan kapasitasnya dari 2,6 juta ke 5,7 dan ditargetkan selesai Desember 2020.
Selain itu, Bandara Internasional Lombok, NTB, akan ditingkatkan kapasitasnya dari 2,5 juta penumpang ke 4 juta penumpang. Peningkatan ini ditargetkan selesai pada Januari 2021.
Terakhir, adalah Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan yang akan ditingkatkan cukup signifikan dari 7 juta penumpang ke 15,6 juta penumpang per tahun.