Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Lesu, Ekonomi Kuartal I/2021 Diprediksi Minus

Ekonom memperkirakan Indonesia akan tetap berada di zona resesi sampai triwulan I/2021
Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna mengenai Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi untuk Penguatan Reformasi Tahun 2021 yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 7 September 2020./Biro Pers Sekretariat Presiden-Lukas
Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna mengenai Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi untuk Penguatan Reformasi Tahun 2021 yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 7 September 2020./Biro Pers Sekretariat Presiden-Lukas

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia hampir dipastikan akan mengalami resesi. Ini terlihat dari indeks harga konsumen pada September mengalami deflasi dan telah berlangsung sepanjang triwulan III/2020.

Kepala Ekonom PT Bank CIMB Niaga Tbk, Adrian Panggabean mengatakan bahwa telah menyimpulkan Indonesia akan resesi sejak triwulan I/2020.

“Dan saya memperkirakan akan tetap berada di zona resesi sampai triwulan I/2021,” katanya saat dihubungi, Kamis (1/10/2020).

Adrian menjelaskan bahwa deflasi yang terus sepanjang triwulan III/2020 mengkonfirmasi sangat lemahnya permintaan.

“Sehingga pertumbuhan ekonomi di triwulan III/2020 saya perkirakan akan berada di sekitar -3 persen sampai -3,5 persen,” jelasnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2020 mengalami deflasi sebesar 0,05 persen.

Deflasi pada September ini membuat laju IHK sepanjang tahun kalender mengalami inflasi sebesar 0,89 persen (year to date/ytd). Sementara itu, laju IHK tahunannya tercatat berada di posisi inflasi sebesar 1,42 persen (year-on-year/yoy).

Dari 90 kota IHK, kota mengalami 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Timika sebesar 0,83 persen dan terendah di Bukit Tinggi, Jember dan Singkawang 0,01 persen. Inflasi tertinggi di Gunung Sitoli sebesar 1 persen dan terendah di Pontianak dan Pekan baru sebesar 0,01 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper