Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Ekonomi Nasional melaporkan penyerapan anggaran per 28 September 2020 sebesar 43,8 persen atau Rp304,6 triliun dari Rp695,2 triliun.
Seperti diketahui, pemerintah mengalokasikan anggaran tersebut ke dalam 6 program utama, yakni kesehatan, insentif usaha, perlindungan sosial, sektoral kementerian/lembaga dan pemda, UMKM, serta pembiayaan korporasi.
Dari 6 program tersebut, realisasi anggaran terbesar adalah perlindungan sosial, yakni 73,9 persen dari total pagu. Kemudian disusul oleh UMKM 64 persen.
Capaian penyerapan program lainnya jauh di bawah dua program tersebut. Program kesehatan baru menyerap 24,9 persen dari total pagu, insentif usaha 22,9 persen, sektoral K/L dan pemda 23,9 persen, serta pembiayaan korporasi masih nol persen.
Selain dua sektor dengan penyerapan anggaran kurang dari 30 persen, Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa masih ada pekerjaan rumah besar yakni pembiayaan korporasi.
“Tapi ini sifatnya lump sum dan besar kami harapkan di awal Oktober dari kuartal keempat akan masuk gelondongan besarnya sehingga bisa membantu pertumbuhan kita di kuartal keempat ini,” kata Budi dalam konferensi pers virtual, Rabu (30/9/2020).
Baca Juga
Budi optimistis pada akhir tahun ini seluruh anggaran dapat terserap sepenuhnya. Dengan demikian harapan pemerintah untuk memberikan stimulus pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 dapat tercapai secara optimal.
Adapun, anggaran pemerintah sebesar Rp137,89 triliun yang telah disalurkan dalam tiga bulan terakhir diperkirakan akan dapat mengungkit perekonomian kuartal ketiga.
“Angkanya nanti akan kita lihat sebentar lagi mudah-mudahan lebih baik dibandingkan dengan negatif lima persen di kuartal kedua,” kata Budi.
Dalam perhitungan Satgas PEN, setiap satu rupiah anggaran pemerintah yang digelontorkan akan memberikan dampak 2 kali kepada GDP.
“Jadi kalau kita menyalurkan selama kuartal 3 ini bisa Rp137,89 triliun ya kira-kira dampak ke GDP 2,1 [kali] atau sekitar Rp270 triliun, tapi balik lagi ini hitung-hitungan kasar,” kata Budi.