Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risiko Dumping Akibat Pemulihan Ekonomi China Kecil, Ini Alasannya

Pemerintah China dinilai akan tetap memprioritaskan pemenuhan keperluan domestik sebelum kemudian melakukan ekspansi besar-besaran ke pasar global.
Pengendara motor melintasi jalan di dekat bangunan hunian yang sedang dibangun di Ningde, Provinsi Fujian, China./Bloomberg/Qilai Shen
Pengendara motor melintasi jalan di dekat bangunan hunian yang sedang dibangun di Ningde, Provinsi Fujian, China./Bloomberg/Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan laba industri yang dialami China dalam beberapa bulan terakhir dinilai tidak serta merta membuat risiko dumping produk-produk dari Negeri Panda melonjak tinggi.

Sebagai informasi, Biro Statistik Nasional China belum lama ini melaporkan keuntungan yang diperoleh industri nasional naik 19 persen pada Agustus 2020, setelah kenaikan 19,6 persen terjadi pada Juli. 

Menurut Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal, pemerintah China akan tetap memprioritaskan pemenuhan keperluan domestik sebelum kemudian melakukan ekspansi besar-besaran ke pasar global.

"Risiko dumpingnya masih rendah. China akan penuhi keperluan domestik dulu, baru ekspansi besar-besaran ke pasar dunia. Pasalnya, ini adalah periode restart. Jadi, mereka akan memperkuat industri dalam negeri terlebih dahulu," ujar Fithra kepada Bisnis, Selasa (29/9/2020).

Fithra menilai, justru pemulihan yang terjadi di sektor industri China cenderung mendorong pemerintah di negara tersebut untuk menjaga aliran masuk bahan baku untuk produksi, terutama dari kawasan Asean.

Menurutnya, ini justru menjadi peluang bagi untuk memaksimalkan ekspor bahan baku ke China. Hal tersebut dinilai sangat masuk akal karena geliat industri yang dialami China masih suboptimal sehingga negara tersebut masih memerlukan bahan baku dan barang modal untuk jangka pendek, terutama dari Asean.

Adapun, untuk mengantisipasi banjir produk impor dari Negeri Panda, Komite Antidumping Indonesia (KADI) akan memberlakukan trade remedies serta menaikkan tarif bea masuk untuk barang-barang dari China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper