Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tangkap Realokasi Pabrik dari China, Menko Airlangga Minta RUU Cipta Kerja Segera Kelar

Menko Airlangga mengungkapkan RUU Cipta Kerja ini adalah meningkatkan kompetensi pencari lapangan kerja dan kesejahteraan pekerja. Selain itu juga menaikkan mutu produktivitas pekerja serta peningkatkan investasi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan penjelasan mengenai strategi pemulihan ekonomi nasional dan peningkatan pertumbuhan ekonomi di Jakarta, Rabu (5/8/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan penjelasan mengenai strategi pemulihan ekonomi nasional dan peningkatan pertumbuhan ekonomi di Jakarta, Rabu (5/8/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dianggap belum ramah terhadap calon investor yang akan masuk ke dalam negeri.

Hal ini terlihat dari 33 perusahaan yang merelokasi kantornya dari Tiongkok tahun lalu, tidak ada satupun yang nyantol ke Tanah Air. Oleh karena itu, pemerintah sadari perlu ada peningkatan iklim investasi dan daya saing.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa ada beberapa kebijakan yang disiapkan. Salah satunya adalah dari sisi regulasi.

”Segera menyelesaikan pembahasan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja dengan DPR,” katanya dalam sambutan diskusi virtual, Rabu (16/9/2020).

Airlangga menjelaskan bahwa yang disasar dari regulasi ini adalah meningkatkan kompetensi pencari lapangan kerja dan kesejahteraan pekerja. Selain itu juga menaikkan mutu produktivitas pekerja serta peningkatkan investasi.

“Transformasi ekonomi ini diharapkan dapat melahirkan agar Indonesia keluar dari jebakan pendapatan menengah dan mencapai pendapatan Indonesia maju di 2045 sebagai ekonomi terkuat di dunia,” jelasnya.

Tahun lalu Presiden Jokowi kecewa saat mengetahui selama dua bulan terakhir tidak ada satupun perusahaan yang mau merelokasi kantornya dari Tiongkok ke Indonesia.

Informasi tersebut didapatnya dari laporan kantor perwakilan Bank Dunia di Indonesia. Hasil temuan itu menyebut ada 33 perusahaan internasional keluar dari Negeri Tirai Bambu. Akan tetapi tidak ada satupun yang nyantol ke Indonesia.

Sebanyak 23 perusahaan memilih pindah ke Vietnam. Sisanya ke Malaysia, Kamboja, dan Thailand.

Direktur Fasilitas Promosi Daerah BKPM, Indra Darmawan mengatakan bahwa apabila Indonesia kalah saing dalam penanaman investasi dengan negara tetangga seperti Vietnam, upaya yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi calon investor. Setelah itu mereka didekati.

“Kita rayu, kita servis abis. Kita temani dengan info yang baik. Misalnya UMR tinggi dibandingkan Vietnam. Kita kasih info jika dibandingkan Banten memang tinggi. Dia mau tidak ke Jawa Tengah? Itu sama dengan Vietnam. Juga dengan lahan. Kita coba tawarkan dengan Batang. Baru sadar mereka,” katanya, Rabu (2/9/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper