Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Kawat Baja Khawatir PSBB Jakarta Turunkan Permintaan

Pelaku usaha industri kawat baja atau wire rod mengkhawatirkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB Jakarta akan kembali menghambat permintaan pasar yang sudah membaik mulai Juli lalu.
Pekerja mengelas kawat tiang pondasi proyek double-double track (DDT) atau rel ganda Paket A Manggarai-Jatinegara, Jakarta, Jumat (21/)./Antara-Angga Budhiyanto
Pekerja mengelas kawat tiang pondasi proyek double-double track (DDT) atau rel ganda Paket A Manggarai-Jatinegara, Jakarta, Jumat (21/)./Antara-Angga Budhiyanto

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha industri kawat baja atau wire rod mengkhawatirkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB Jakarta akan kembali menghambat permintaan pasar yang sudah membaik mulai Juli lalu.

Wakil Ketua Gabungan Industri Produk Kawat Baja Indonesia (Gipkabi) Sindu Prawira mengatakan tak hanya di Jakarta, Wali Kota Surabaya juga tengah mencanangkan kebijakan untuk menunjukkan hasil swabtest jika akan memasuki wilayah Surabaya. Hal itu tentu menjadikan beban biaya lagi untuk pengusaha.

"Kalau benar diberlakukan seperti itu, supir truk yang membawa logistik berarti juga harus swab. Ini menambah beban biaya lagi. Padahal permintaan sudah mulai ada perbaikan sejak PSBB dilonggarkan kemarin," katanya kepada Bisnis, Selasa (15/9/2020).

Sindu mengemukakan perbaikan permintaan pasar utamanya datang dari proyek perumahan milik pengembang. Sementara dari sektor konstruksi seperti pariwisata yang juga menjadi pasar utama hingga kini masih belum bisa diharapkan.

Kendati demikian, dari permintaan yang ada sudah cukup mampu mengerek utilitas hingga kisaran level 40-50 persen. Padahal sebelumnya, industri kawat baja mengalami anjlok utilitas hingga 20-30 persen.

"Kalau normal kami biasanya di level 70an persen. Jadi bulan-bulan ke depan kalau kondisi bisa terjaga sebenarnya kami proyeksi akan stabil di 50-60 persen, tetapi karena PSBB lagi ini jadi bingung. Jakarta kan barometer," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper