Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Airlangga Berkomitmen Perbaiki Sektor Perunggasan

Sektor perunggasan nasional perlu diperbaiki untuk menciptakan suasana kondusif bagi seluruh para pelaku bisnis.
Peternakan unggas/disnak.jabarprov.go.id
Peternakan unggas/disnak.jabarprov.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berkomitmen memperbaiki sektor perunggasan yang telah mengalami kerugian selama dua tahun terakhir.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan perunggasan nasional perlu diperbaiki agar menciptakan suasana kondusif bagi seluruh para pelaku bisnisnya.

“Saya akan pelajari dan komunikasikan dengan kementerian-kementerian terkait,” ujarnya dalam pertemuan dengan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar Indonesia), di Jakarta, Jumat (11/9/2020).

Menurutnya, salah satu permasalahan yang menjadi pembahasan adalah pembiayaan untuk peternak. Oleh karena itu, dia akan mengarahkan peternak untuk memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Mudah-mudahan Lembaga Pengelola Dana Bergulir [LPDB] juga bisa dimanfaatkan karena dana mereka masih terbatas,” tutur Airlangga.

Ketua Pinsar Indonesia Singgih Januratmoko menyampaikan bahwa akar masalah perunggasan yang sudah dua tahun didera kerugian disebabkan oleh mengenai pelaksanaan dan pengawasan regulasi tentang harga acuan yang tidak konsisten.

Menurutnya, langkah yang harus segera diambil oleh pemerintah adalah menyeimbangkan supply dan demand, serta memperbaiki harga ayam hidup di tingkat peternak.

Selain itu, dia juga meminta pemerintah mengambil langkah strategis dalam perlindungan kepada peternakan unggas nasional. Khususnya terkait dengan desakan dari Brazil untuk memasukkan ayamnya ke Indonesia.

Singgih juga menyebutkan bahwa kapitalisasi dari usaha peternakan ayam di Indonesia mulai dari hulu sampai hilir mencapai Rp500 triliun. “Itulah sebabnya subsektor perunggasan mempunyai peran penting dan strategis," ucapnya.

Pinsar Indonesia turut menyinggung keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapat penugasan di sektor peternakan. Dia menilai perusahaan pelat merah tidak memiliki amunisi untuk membantu pengembangan sektor ini.

“Kami minta ada Penyertaan Modal Negara sehingga keberadaannya bisa benar-benar efektif,” ujar Singgih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper