Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas keselamatan penerbangan Eropa mengatakan bahwa tes penerbangan pertama untuk Boeing 737 Max, kini telah selesai.
Tes itu dilakukan menyusul Boeing 737 Max telah dilarang terbang di seluruh dunia setelah dua kecelakaan mematikan akibat masalah desain dengan jet tersebut.
Penerbangan uji coba yang dilakukan selama sepekan terakhir oleh European Aviation Safety Agency berlangsung di Vancouver, Kanada, karena pembatasan perjalanan akibat virus corona dan sekarang sudah selesai, kata badan tersebut.
"Sebagai langkah selanjutnya dalam evaluasi pesawat untuk kembali beroperasi, EASA sekarang menganalisis data dan informasi lain yang dikumpulkan selama penerbangan," kata badan tersebut dikutip dari USA Today.
Data tersebut kemudian akan diserahkan ke dewan evaluasi operasi bersama EASA, yang dijadwalkan untuk memulai penilaiannya minggu depan di London.
EASA menekankan pihaknya telah bekerja dengan Administrasi Penerbangan Federal AS, yang memulai penerbangan uji resertifikasi sendiri pada bulan Juni, dan Boeing untuk mengembalikan pesawat Boeing 737 Max ke layanan secepat mungkin, tetapi hanya setelah yakin itu aman.
Ada hampir 400 pesawat dalam layanan ketika pesawat di-ground-kan setelah kecelakaan 2018 di Indonesia dan kecelakaan 2019 di Ethiopia. Para penyelidik menemukan peran perangkat lunak kontrol penerbangan yang disebut MCAS yang mendorong hidung pesawat ke bawah berdasarkan pembacaan sensor yang salah.
Bulan lalu, FAA menguraikan daftar perubahan desain yang diperlukan sebelum akan mencabut kebijakan larangan pesawat.
Upaya Boeing untuk menerbangkan kembali 737 Max ternyata menjadi "proyek yang jauh lebih ambisius" daripada yang diperkirakan.
Administrator FAA Stephen Dickson mengatakan pada bulan Juni bahwa seluruh sistem kontrol penerbangan 737 Max bukan hanya perangkat lunaknya yang telah diawasi. Perombakan tersebut diperumit oleh kebutuhan agar perubahan tersebut berfungsi sehubungan dengan redundansi pesawat dan dengan sistem yang saling bergantung lainnya.