Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM Beberkan Kondisi Sektor Panas Bumi di Tanah Air

Pemerintah juga melakukan pengeboran untuk eksplorasi panas bumi (government drilling) guna meminimalisasi risiko yang ditanggung pengembang.
Pekerja melakukan perawatan instalasi sumur Geothermal atau panas bumi PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020). ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Pekerja melakukan perawatan instalasi sumur Geothermal atau panas bumi PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020). ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah terus menyiapkan terobosan baru untuk meningkatkan investasi pengembangan panas bumi di Indonesia.  

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan bahw energi panas bumi merupakan salah satu tulang punggung suplai energi nasional pada masa depan.  Indonesia memiliki potensi sumber panas bumi yang sangat besar, yakni mencapai 23,9 gigawatt (GW).  

Pemerintah pun menargetkan kapasitas terpasang pembangkit panas bumi dapat mencapai sekitar 7.241,5 megawatt (MW) pada 2025 untuk mencapai target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) 23 persen.

"Sayangnya, kapasitas terpasang panas bumi saat ini hanya mencapai 2,13 GW. Artinya, pemanfaatannya hanya 8 persen dari total potensi yang ada. Pemanfaatan panas bumi masih terbuka lebar dan perlu usaha yang luar biasa untuk mencapai target yang ditetapkan, lebih penting dibutuhkan sinergi dengan semua stakeholder," ujarnya ketika menyampaikan sambutan pada acara Digital Indonesia International Geothermal Convention (DIIGC) 2020, Selasa (8/9/2020).

Arifin mengungkapkan bahwa masih terdapat sejumlah tantangan dalam pengembangan panas bumi.  Beberapa di antaranya seperti optimalisasi pemanfaatan panas bumi di dalam kawasan hutan konservasi, kelayakan proyek panas bumi, akses pendanaan, dan isu sosial.  

Di sisi lain, biaya pengembangan panas bumi di Indonesia masih relatif tinggi, tak hanya bila dibandingkan dengan negara lain, tetapi juga bila dibandingkan dengan biaya pengembangan EBT lainnya. "Hal ini memengaruhi daya saing industri panas bumi," kata Arifin.

Untuk mengakselerasi pengembangan panas bumi, imbuh Arifin, pemerintah terus menyediakan sejumlah terobosan baru dengan menyediakan berbagai kesempatan bagi pengembang.  Salah satunya menyediakan insentif fiskal, seperti tax allowance, pembebasan pajak bumi dan bangunan.  

Pemerintah juga melakukan pengeboran untuk eksplorasi panas bumi (government drilling) guna meminimalisasi risiko yang ditanggung pengembang.

"Saat ini, pemerintah tengah merancang ulang regulasi tarif untuk meningkatkan investasi EBT, termasuk pengembangan panas bumi," kata Arifin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper