Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang belum juga mereda dinilai semakin mempersulit kondisi finansial bagi para pengemudi ojek online (ojol).
Alhasil, mitra pengemudi pun diminta kreatif membuka peluang usaha lain yang dapat memenuhi kebutuhannya.
Ketua Presidium Nasional Garda Indonesia Igun Wicaksono mengatakan pendapatan pengemudi ojol di tengah pandemi ini tidak cukup, karena jumlah penerimaan order dari penumpang yang tidak merata dan belum stabil.
Pendapatan rata-rata pengemudi ojol hanya di 50 - 60 persen dari sebelum pandemi terjadi. Hal ini menjadi perhatian bagi Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia untuk turut mencari solusi kreatif bagi perbaikan kondisi ekonomi dan peningkatan penghasilan bagi pengemudi ojol.
"Garda memandang sudah saatnya pengemudi ojol untuk turut serta bahu membahu memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia juga, yaitu dengan bekerja sama untuk membesarkan sektor UMKM, tetapi perlunya juga ada dukungan penuh dari Pemerintah," katanya, Minggu (6/9/2020).
Jumlah pengemudi ojol yang diperkirakan mencapai 4 sampai dengan 5 juta pengemudi di seluruh Indonesia dan lebih dari 50 persennya ada di kota-kota besar Indonesia.
Baca Juga
Pengemudi ojol, terangnya, menjadi komunitas yang solid dan dapat diandalkan untuk menjadi komunitas pembangkit ekonomi kerakyatan berbasis UMKM.
Namun, perlunya diadakan pelatihan-pelatihan terpadu dari pemerintah dan stakeholder UMKM, juga didukung dengan penyediaan modal awal untuk para peserta pelatihan UMKM yang lolos dalam pelatihan dan uji kompetensi untuk dapat menjalankan UMKM secara bertanggung jawab.
"Garda juga tengah menyiapkan infrastruktur UMKM digital bagi para pengemudi ojol atau keluarganya yang berminat dengan konsep UMKM dalam aplikasi Garda Digital," katanya.
Integrasi UMKM dengan pengemudi ojol dalam aplikasi Garda Digital diharapkan mendapat dukungan dari Pemerintah dan stakeholder UMKM untuk menunjang perbaikan kondisi ekonomi Indonesia.