Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Perkirakan Produksi Beras 2020 Menurun, Ini Penyebabnya

Salah satu faktor penyebabnya adalah musim kemarau yang lebih kering mulai Juni 2020 dan berdampak pada 30 persen wilayah pertanian.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan kuliah umum di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (19/2/2020)/Istimewa
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan kuliah umum di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (19/2/2020)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Ma`ruf Amin memperkirakan produksi beras dalam negeri tahun ini akan lebih kecil dibandingkan dengan dua tahun terakhir.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi beras di Indonesia mencapai 31,31 juta ton pada 2019 dan 32,42 juta ton beras pada 2018. Kendati begitu, Wapres tidak merinci berapa penurunan produksi beras tahun ini.

Menurutnya sejumlah faktor memengaruhi perkiraan tersebut. Salah satunya adalah prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Badan itu menyebut terjadi musim kemarau yang lebih kering mulai Juni 2020 dan berdampak pada 30 persen wilayah pertanian.

“Produksi beras kita diperkirakan akan lebih kecil dibandingkan dengan produksi beras pada tahun 2018 dan 2019, walaupun masih akan menyisakan sedikit surplus pada akhir tahun 2020,” katanya saat memberi sambutan dalam simposium nasional, ketahanan pangan dan kemiskinan Universitas Hasanuddin melalui virtual, Selasa (1/9/2020).

Dia mengatakan situasi ini memerlukan perhatian khusus untuk dapat mencukupi kebutuhan beras di awal tahun 2021. Pasalnya hingga kini sebagian wilayah belum memasuki musim panen.

Selain akibat kemarau, penurunan disinyalir akibat berubahnya fungsi lahan sawah yang memberi dampak luas terhadap ketahanan pangan hingga kemiskinan dan kerusakan ekologi di pedesaan.

Data Kementerian ATR/BPN menunjukan bahwa luas lahan baku sawah menurun dari 7,75 juta hektar pada tahun 2013 menjadi 7,46 juta hektar pada tahun 2019.

Sementara itu, luas panen menurut perhitungan BPS dengan menggunakan metode kerangka sampel area (KSA) menurun dari 11,38 juta hektar menjadi 10,68 juta hektar pada tahun 2019.

Diperkirakan luas panen akan kembali menurun menjadi 10,48 juta hektar pada tahun 2020. Akibat kondisi ini, rata-rata sawah hanya ditanami sebanyak 1,4 kali.

Adapun, pemerintah mengambil berbagai langkah strategis dalam rangka menjamin ketersediaan stok pangan nasional sehingga ketahanan pangan nasional dapat tetap terjaga.

“Langkah-langkah yang diambil adalah melakukan upaya intensifikasi, diversifikasi, penguatan cadangan beras pemeritah daerah [CBPD], serta membangun lumbung pangan masyarakat [LPM],” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper