Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia dan Luhut Sepakat, Indonesia Lebih Unggul dari Negara Berteknologi Tinggi

pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berbasis konsumsi disebut jauh lebih mudah melakukan pemulihan ekonomi daripada negara-negara yang mengandalkan high technology.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengklaim, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan negara berteknologi tinggi, dalam melakukan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19

Luhut mengatakan, dalam obrolannya dengan Bank Dunia (World Bank) pada Sabtu (29/8/2020), Indonesia disebut jauh lebih mudah melakukan pemulihan ekonomi daripada negara-negara yang mengandalkan high technology.

Hal itu tak lepas dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung dengan konsumsi, yakni mencapai 58 persen dari total gross domestic product (GDP).

“Tadi malam saya bicara dengan Bank Dunia. Mereka sebut Indonesia lebih mudah recovery karena memiliki komposisi pertumbuhan ekonomi didominasi oleh konsumsi, dibandingkan negara-negara lain yang hnaya manfaatkan tekonologi saja. Makanya kita siapkan ini. Apalagi UMKM ini bisa jadi pendorog konsumsi domestic,” katanya dalam kickoff Program Bank Indonesia dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Minggu (30/8/2020).

Menurutnya, dengan kombinasi sektor konsumsi dan teknologi yang dimimiliki Indonesia, ekonomi akan bisa lebih mudah mengalami pemulihan.

Saat ini lebih dari 1.000 anak muda Indonesia telah bekerja sama mengembangkan inovasi berbasis teknologi dalam mendorong UMKM maupun penyaluran dana pemulihan ekonomi nasional.

"Kemarin saya video call dengan para anak muda dari semua platform itu. Mereka bertekad tidak hanya ingin ambil untung tetapi juga ingin memberikan yang terbaik untuk negeri yang mereka cintai ini," katanya.

Menurutnya, apabila Indonesia tidak melakuakn transformasi ke arah digital, maka akan tertinggal dengan negara-negara lainnya. Paslanya, UMKM yang berada di Taiwan, Jerman, Korea Selatan telah berinovasi ke arah teknologi. 

Dengan penerapan teknologi, kredit UMKM yang masih bernilai Rp10 milair bisa masuk ke tatanan yang lebih besar.

"UMKM jangan hanya untuk makanan untuk fesyen saja, tetapi mulai kita lakukan untuk transformasi ke high technology, UMKM adalah salaah satu pilar perekonomian Indonesia," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper