Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dorong Industri TPT, Kadin Sebut 3 Pilar Perlu Dioptimalkan

Pelaku usaha menilai industri tekstil dan produk tekstil (TPT) saat ini masih dapat dikembangkan guna kemajuan industri.
Seorang karyawan tengah menjahit seragam militer di pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk. Divisi garmen merupakan salah satu pilar usaha perusahaan tekstil berbasis di Solo tersebut./sritex.co.id
Seorang karyawan tengah menjahit seragam militer di pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk. Divisi garmen merupakan salah satu pilar usaha perusahaan tekstil berbasis di Solo tersebut./sritex.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha menilai industri tekstil dan produk tekstil (TPT) saat ini masih dapat dikembangkan guna kemajuan industri.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Perdagangan Benny Soetrisno mengatakan bahwa untuk mencapai hal di atas diperlukan keterlibatan seluruh pihak. Pasalnya industri yang maju akan mampu menciptakan lapangan kerja hingga menyumbang kenaikan devisa negara.

"Ada tiga pilar yang harus dioptimalisasikan, yaitu pembiayaan, power, dan main power. Dengan demikian produk yang dihasilkan dapat berdaya saing di pasar global," katanya, Rabu (26/8/2020).

Bennya mencontohkan pada pembiayaan, seharusnya diciptakan skema-skema baru yang menarik untuk industri. Dia pun menyoroti sejak 1982 dirinya terjun di dunia industri lembaga keuangan masih sama saja.

Sementara itu dari segi energi, harga listrik yang mahal juga membuat industri Tanah Air kesulitan berdaya saing di pasar global. Pasalnya, produk yang dihasilkan menjadi lebih mahal dibanding produk dari negara Asia Tenggara lainnya.

Sisi lain, pandemi Covid-19 juga memberikan gambaran bahwa industri TPT lokal masih belum siap dalam produksi alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis lantaran bahan yang digunakan harus impor.

"Saat ini industri lebih banyak menekuni pakaian sedangkan nonpakaian belum banyak padahal itu masih luas sekali. Sampai terjadi Covid-19 kita gagap menanggapi pembuatan APD karena tidak punya bahan baku," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper