Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bali Ekspor 10 Ton Kakao Fermentasi Asal Jembrana ke Jepang

Biji kakao asal Jembrana memiliki harga yang spesifik, berkisar Rp58.000—Rp60.000/kg dan merupakan harga kakao fermentasi termahal di Indonesia.
Gubenur Bali I Wayan Koster melepas ekspor kakao fermentasi asal Jembrana./Bisnis-Luh Putu Sugiari
Gubenur Bali I Wayan Koster melepas ekspor kakao fermentasi asal Jembrana./Bisnis-Luh Putu Sugiari

Bisnis.com, NEGARA — Sebanyak 10 ton kakao fermentasi asal Jembrana Bali kembali diekspor ke Osaka Jepang.

Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan total produksi kakao di Pulau Dewata tahun ini mencapai 4.849 ton.

Adapun, target pengolahan kakao fermentasi adalah 1.000 ton dan akan dipenuhi dari Jembrana untuk kebutuhan pasar ekspor sebanyak 600 ton.

"Gambaran ekspor kakao fermentasi pada hari ini membuka mata kita bahwa sektor pertanian, khususnya subsektor perkebunan masih tetap eksis pada situasi pandemi Covid-19," ujarnya di Negara, Kab. Jembrana, Bali, Kamis, (20/8/2020).

Dia menuturkan bahwa saat ini biji kakao asal Jembrana memiliki harga yang spesifik, berkisar Rp58.000 hingga Rp60.000 per kilogram dan ini merupakan harga kakao fermentasi termahal di Indonesia.

Selain tanaman kakao, menurut Wisnu, daerah Jembrana memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan komoditas perkebunan seperti kelapa, cengkih, dan vanili.

"Daerah ini memiliki luasan kebun kakao terbesar di Bali mencapai 43,25 persen sekaligus merupakan kabupaten yang memiliki konsen untuk mewujudkan kakao fermentasi," tuturnya.

Gubenur Bali I Wayan Koster turut menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan ekspor biji kakao fermentasi Bali.

Dengan capaian tersebut, dia menilai sektor pertanian masih menjadi primadona dan komoditas ekspor yang didambakan dunia di tengah pandemi Covid-19.

"Kami mengharapkan aspek budi daya kakao perlu terus diintensifkan, selanjutnya Subak Abian ini dapat membentuk koperasi-koperasi pengolahan dan pemasaran hasil," kata Koster.

Untuk menjaga potensi kakao agar tetap lestari dan memberikan manfaat secara ekonomi kepada petani, pemprov turut mengalokasikan bantuan tanaman kakao sebanyak 100.000 pohon dengan luas 100 heltare yang disebarkan  sebanyak 10.000 pohon kepada Subak Abian Dwi Mekar, Desa Poh Santen.

Kemudian, bantuan bibit kelapa gajah 12.000 pohon dengan luas 100 hektare yang tersebar di beberapa Subak Abian, selanjutnya bantuan alat pascapanen kakao yang berlokasi di Unit Pengolahan Hasil Amerta Urip, Subak Abian Dwi Mekar, Desa Poh Santen berupa bangunan pengolah hasil, unit pengering solar drayer, dan kotak fermentasi serta timbangan duduk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Luh Putu Sugiari
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper