Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gubernur BI Yakin Ekonomi Domestik Semester II Membaik, Ini Alasan!

Pertumbuhan ekonomi domestik pada Juli 2020 terlihat mulai membaik, yang tercermin dari kenaikan indikator dini, seperti mobilitas masyarakat, penjualan eceran dan online, keyakinan konsumen, serta ekspektasi kegiatan usaha.
Deretan gedung perkantoran dilihat dari kawasan Gajah Mada, Jakarta, Kamis (25/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Deretan gedung perkantoran dilihat dari kawasan Gajah Mada, Jakarta, Kamis (25/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada semester kedua tahun ini akan membaik jika dibandingkan dengan realisasi semester pertama.

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 mengalami kontraksi yang dalam, yaitu minus 5,32 persen secara year-on-year (yoy). Sementara pada kuartal I/2020, ekonomi Indonesia masih tumbuh positif 2,97 persen yoy.

Perry menjelaskan, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan pemerintah untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19 memang menyebabkan mobilitas manusia dan barang terbatas.

Alhasil, permintaan domestik, termasuk juga aktivitas produksi dan investasi menjadi tertahan.

Namun, menurut Perry, pertumbuhan ekonomi domestik pada Juli 2020 terlihat mulai membaik, yang tercermin dari kenaikan indikator dini, seperti mobilitas masyarakat, penjualan eceran dan online, keyakinan konsumen, serta ekspektasi kegiatan usaha.

"Pada semester II/2020, pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan membaik didorong kenaikan permintaan domestik sejalan relaksasi PSBB," katanya, Rabu (19/8/2020).

Perry mengatakan, pemulihan ekonomi semester II/2020 juga akan didukung dengan peningkatan realisasi APBN sebagai stimulus kebijakan fiskal, berlanjutnya stimulus kebijakan moneter, kemajuan dalam restrukturisasi kredit dan dunia usaha, serta meluasnya penggunaan media digital.

Di samping itu, kinerja ekspor yang positif terus berlanjut pada Juli 2020, yang tercermin dari kenaikan ekspor sejumlah komoditas, seperti besi dan baja, serta bijih logam.

"Kontraksi ekspor tidak sebesar perkiraan, didorong permintaan khususnya dari China atas beberapa komoditas ekspor seperti besi dan baja, bijih logam, serta pulp dan waste paper," jelasnya.

Perry menambahkan, perekonomian global yang membaik juga mendorong perbaikan prospek kinerja sektor eksternal dan pemulihan ekonomi nasional.

BI, katanya, akan terus memperkuat kordinasi dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kuangan, LPS, OJK, dan dunia usaha, untuk bersama-sama mendorong dan pemercepat pemulihan ekonomi nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper