Bisnis.com, JAKARTA - Menyambut HUT Kemerdekaan Ke-75 RI, Indonesia harus dapat mengambil pasar internasional menjadi bagian dari rantai pasok dunia serta memanfaatkan posisinya guna memberikan jasa maritim mumpuni terutama di Selat Malaka, Sunda dan Lombok.
CEO Pelindo Marines Group Eko Hariyadi mengatakan potensi ekonomi maritim di Selat Malaka sangat besar karena posisinya sebagai alur laut dunia yang membuat lebih dari 75.000 kapal melalui selat itu setiap tahunnya.
"Potensi ekonomi maritim di Selat Malaka berupa devisa negara mencapai US$130 miliar, penciptaan lapangan kerja hingga 200.000 orang, miliaran rupiah nilai jasa pelayaran, ship to ship transfer, bunkering, supplies, spare parts, kru, limbah, layanan pandu dan tunda," jelasnya, Senin (17/8/2020).
Dia menegaskan potensi ini dapat digarap oleh Pelindo Marines karena sudah turut melakukan pandu kapal-kapal di wilayah selat tersebut. Dia pun menyebutnya cukup mudah, karena sudah dapat bersaing di jalur padat tersebut.
Dia juga menyebut Traffic Separation Scheme (TSS) di Selat Sunda dan Selat Lombok pun harus dimanfaatkan dari sisi ekonomi oleh pengusaha domestik.
Pihaknya menyebut potensi Selat Sunda hingga 54.000 kapal per tahunnya, sementara di Selat Lombok mencapai 37.000 kapal per tahun. Walaupun skalanya tak sebesar Selat Malaka, kedua selat ini pun memiliki potensi ekonomi yang bisa digarap.
Baca Juga
"Saya melihat sudut pandang pelaku usaha, kenapa mesti dideklarasikan TSS di kedua selat ini selain safety ada manfaat ekonomi yang bisa diambil," ujarnya.
Dia menegaskan pentingnya pengusaha domestik di sektor maritim dapat menggaet potensi tersebut dan menjadi pemain dunia, karena dari sisi jasa Indonesia pun mampu bersaing secara internasional.