Bisnis.com, JAKARTA - Pada 2020, sejalan dengan perayaan 70 tahun hubungan bilateral kedua negara, Indonesia dan China akan lebih memfokuskan pada peningkatan diplomasi ekonomi untuk trade, tourism, and investment (TTI), khususnya dengan mengoptimalkan berbagai peluang ekonomi yang tersedia.
Di sektor pariwisata, sebagai dampak Covid-19, kunjungan wisatawan mancanegara asal China ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk pada semester I/2020 menurun sebesar 80,74 persen dengan total 202.204 kunjungan.
Namun demikian, KBRI Beijing bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI serta Bali Tourism Board terus melakukan promosi pariwisata di Indonesia, antara lain dengan menyiapkan materi promosi digital "work from Bali" dan mempersiapkan destinasi wisata dengan protokol kesehatan.
Sebelum pandemi Covid-19, KBRI Beijing telah secara aktif melakukan diplomasi ekonomi antara lain dengan melaksanakan dan memfasilitasi kegiatan promosi dan forum bisnis TTI serta promosi budaya di berbagai wilayah di China, roadshow business visit pengusaha RRT ke Indonesia, dan promosi produk ekspor andalan Indonesia di berbagai wilayah di China.
Perubahan cara hidup masyarakat terkait pandemi Covid-19 membuka peluang kerja sama baru Indonesia – China, khususnya secara virtual.
Beberapa kegiatan diplomasi ekonomi bidang TTI di tengah pandemi virus corona terus dilakukan KBRI Beijing melalui terobosan-terobosan baru dan media virtual bekerja sama dengan mitra di Negeri Tirai Bambu tersebut, antara lain promosi investasi dan pariwisata secara daring ataupun melakukan penjualan produk Indonesia dengan memanfaatkan platform digital dan influencer.
Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan diplomasi ekonomi di KBRI Beijing yang juga mendukung pelaksanaan tugas Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE) yang dibentuk Kementerian Luar Negeri RI.
Selain sektor di atas, KBRI Beijing juga berkomitmen untuk mendorong peningkatan kerja sama di bidang ekonomi digital, serta industri bernilai tambah khususnya di sektor kesehatan dan kendaraan listrik, virtual business, dan gaya hidup sehat.
Di sektor ekonomi digital sebagai keunggulan utama China, Indonesia juga merintis dan melakukan kerja sama e-commerce, fintech, dan infrastruktur digital dengan perusahaanperusahaan terkemuka China antara lain ByteDance, Meituan Inc, Alibaba Ant Financial, Jumore, JD.com, Baidu Inc, Tencent Holdings Ltd., dan lain-lain.
Saat ini terdapat 5 unicorn dan 1 decacorn di Indonesia yang sebagian di antaranya bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan China. Sebagai bagian dari kontribusi China terhadap kemajuan ekonomi digital di Indonesia, KBRI Beijing juga telah menyelenggarakan seminar “Let’s Talk Blockchain” dengan perusahaan digital China untuk membahas potensi kerja sama sektor dimaksud antara kedua negara.
Adapun, perekonomian China pada kuartal II/2020 yang mencatat pertumbuhan 3,2 persen setelah terkontraksi 6,8 persen di kuartal I/2020 diharapkan dapat turut mendorong peningkatan kerja sama dengan Indonesia.
Baca Juga : Inflasi China Naik di Tengah Gangguan Banjir |
---|
Di tengah pandemi Covid-19, didukung dengan hubungan Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia – China, kerja sama kedua negara selama semester I/2020 masih mencatatkan peningkatan di berbagai bidang.
Pada periode ini, China masih menjadi investor kedua terbesar di Indonesia setelah Singapura dengan nilai investasi sebesar US$2,4 miliar, naik 9 persen dari US$2,2 miliar y-o-y.
China juga masih menjadi mitra dagang terbesar Indonesia dengan total perdagangan kedua negara pada semester I/2020 mencapai US$35,6 miliar.
Walaupun pada periode ini China masih mengalami surplus terhadap Indonesia sebesar US$986 juta, tetapi defisit perdagangan Indonesia terhadap China pada kuartal I/2020 sempat tercatat mengecil sebesar 80 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.
Pada kuartal I/2020, beberapa produk unggulan Indonesia mencatat kenaikan signifikan antara lain batu bara (HS 2701) naik 74,42 persen, besi dan baja (HS 7202) naik 196,40 persen; sarang burung walet (HS 0410) naik 189,61 persen; ikan frozen (HS 0303) naik 53,78 persen.
Kemudian buah tropis (HS 0804) naik 22,29 persen; buah dalam kemasan (HS 2007) naik 320,27 persen; ikan kalengan (0305) naik 92,59 persen; sepatu (HS 6403) naik 24,59 persen; furnitur (HS 9404) naik 30,87 persen; kayu olahan (HS 4409) naik 222,44 persen; dan elektronik (HS 8541) naik 14,70 persen.