Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Occidental Batal Jual Aset di Aljazair, Bagaimana 'Nasib' Pertamina?

Occidental juga mempertimbangkan untuk menjual asetnya di Timur Tengah dan Afrika senilai sekitar US$4,50 miliar kepada PT Pertamina.
Sumur minyak yang dioperasikan oleh Occidental Petroleum Corp. di Hobbs, New Mexico, di cekungan Permian./Bloomberg-Javier Blas
Sumur minyak yang dioperasikan oleh Occidental Petroleum Corp. di Hobbs, New Mexico, di cekungan Permian./Bloomberg-Javier Blas

Bisnis.com, JAKARTA — Occidental Petroleum Corp. menghentikan rencana penjualan ladang minyak dan gas miliknya di Aljazair. Kini, Occidental mengatakan bahwa ladang migas tersebut sebagai aset "inti" meskipun sebelumnya hasil penjualan ladang migas tersebut akan dipakai untuk membayar utang perseroan.

Awalnya, Occidental telah setuju untuk menjual kepemilikannya di Aljazair, termasuk kepemilikan lebih kecil di Ghana, dengan harga sekitar US$4,90 miliar kepada Total SE, raksasa migas asal Prancis. Namun, Total mundur dari kesepakatan pada Mei lalu, setelah Aljazair memblokir rencana penjualan ladang migas di Afrika Utara tersebut.

Alih-alih menjual ladang migas di Aljazair, Occidental, kata Chief Executive Officer Vicki Hollub kepada sejumlah analis pada Selasa (11/8/2020), malah berencana melepas aset lain untuk menutupi lebih dari US$6 miliar utang yang jatuh tempo tahun depan.

Keputusan Aljazair memblokir kesepakatan dengan Total merupakan pukulan besar bagi rencana Hollub menggunakan dana hasil penjualan untuk mengurangi utang yang terakumulasi ketika mengambil alih Anadarko Petroleum Corp. senilai US$37 miliar tahun lalu.

Anjloknya permintaan minyak akibat pandemi menekan neraca keuangan Occidental, perusahaan migas yang berbasis di Houston, Texas, AS, sehingga memaksa Hollub memangkas dividen ke level terendah dalam beberapa dekade pada Mei 2020.

Sejak Maret, obligasi dari produsen minyak dan gas seperti Occidental Petroleum, Continental Resources, PDC Energy, WPX Energy dan Murphy Oil telah kembali lebih dari 75 persen sehingga mendorong imbal hasil menjadi di bawah 7 persen.

“Bukannya kami menyerah untuk menjual [ladang migas di] Aljazair, kami yakin aset-aset di sana berkualitas tinggi, mereka akan sangat kompetitif dengan aset domestik kami. Kami ingin berada di Aljazair,” kata Hollub dalam konferensi melalui telepon tersebut seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (11/8/2020).

Saham Occidental turun 2,60 persen menjadi US$$ 16,06 pada perdagangan pukul 12.53 di New York dan merupakan hari dengan kinerja terburuk dalam S&P 500 Energy Index. Nilai saham tersebut telah turun 61 persen tahun ini.

Hollub optimistis perusahaan dapat mengumpulkan US$2 miliar dengan melelang aset lain dalam waktu dekat untuk membayar utang.

Occidental, katanya, bergantung pada penawar terakhir untuk hak atas tanah dan mineral di Wyoming, AS, dari 13 pihak yang berkepentingan pada awalnya.

Hollub menuturkan bahwa perusahaan sedang melakukan uji tuntas terhadap pembeli dan berharap bisa menyelesaikan penjualan pada kuartal keempat. Negara bagian Wyoming telah menyatakan tertarik untuk membeli hak tersebut.

Occidental juga mempertimbangkan untuk menjual aset di Timur Tengah dan Afrika senilai US$4,50 miliar kepada PT Pertamina, kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut.

Pertamina tengah bernegosisasi untuk mengakuisisi kepemilikan aset migas di negara-negara di Afrika dan Timur Tengah termasuk Ghana dan Uni Emirat Arab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Zufrizal
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper