Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) terus melakukan negosiasi dengan Pemerintah Aljazair mengenai ekspansi pengelolaan wilayah kerja minyak dan gas bumi Blok Menzel Ledjmet North (MLN) II di negara tersebut.
Pertamina sudah menyiapkan anggaran sedikitnya US$150 juta untuk mengakuisisi blok minyak dan gas pada 2020 yang kemungkinan mengarah pada wilayah kerja di Afrika. Adapun total anggaran investasi Pertamina untuk 2020 sebesar US$7,8 miliar, terbagi untuk sektor hulu migas sebesar US$3,7 miliar.
Khusus investasi organik atau peningkatan produksi migas dialokasikan US$3,57 miliar, sementara investasi anorganik atau pengembangan bisnis hulu senilai US$150 juta.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan perseroan tertarik untuk melebarkan sayap di luar negeri dalam bentuk investasi saham maupun menjadi operator. BUMN tersebut masih bernegosiasi dengan Sonatrach, perusahaan migas pelat merah Aljazair, dalam upaya ekspansi pengelolaan blok MLN II.
“Kita kejar opportunity yang ada di manapun. Bisa di Adnoc, Afrika, maupun tempat lain,” ujarnya akhir pekan lalu.
Adapun Pertamina terakhir kali mengambil alih aset migas di negara lain pada 2017. Sejauh ini, perseroan telah mengakuisisi 64,46% saham perusahaan migas Perancis, Maurel & Promm.
Dengan akuisisi ini, Pertamina memiliki aset migas yang tersebar di Gabon, Nigeria, Tanzania, Namibia, Kanada, Myanmar, Italia, Kolombia, dan beberapa negara lainnya.
Aset utama yang telah berproduksi, yakni di Gabon, Nigeria, dan Tanzania. Pertamina juga punya aset di Aljazair melalui kepemilikan saham di Blok Menzel Ledjmet North (MLN), El Merk (EMK), dan Ourhoud (OHD).
Di Irak perseroan memegang saham di Lapangan West Qurna 1. Sementara di Malaysia, perseroan memegang kepemilikan saham di Blok K, Blok Kikeh, Blok SNP, Blok SK309, dan Blok SK311.