Bisnis.com, JAKARTA - Pengeboran sumur di Blok Rokan selama masa transisi pengelolaan dari PT Chevron Pacific Indonesia ke PT Pertamina (Persero) ditargetkan bisa dimulai pada kuartal III/2020.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu mengatakan penyelesaian kesepakatan transisi Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina masih intensif dilakukan. Pertamina belum bisa menargetkan waktu tepat transisi dimulai.
"Senin akan mulai lagi karena dua minggu break dulu. Senin diskusi lagi," katanya, Jumat (3/1/2020).
Apabila tercapai kesepakatan, pada semester I/2020 Pertamina akan mulai fokus pada penyediaan barang-barang yang dibutuhkan untuk pengeboran, memastikan kesiapan rig, menyiapkan tim, hingga menyiapkan long lead item seperti wellhead atau kepala sumur.
Setelah pengadaan tersebut selesai, pengeboran baru dimulai pada kuartal III/2020 atau sekitar Juli -Agustus 2020 minimal 20 sumur.
Menurutnya, pengeboran tersebut masih bersifat dinamis. Meskipun demikian, diakuinya pengeboran sumur di Blok Rokan pasca transisi ke Pertamina memiliki jumlah yang lebih besar daripada saat transisi Blok Mahakam. Adapun saat Blok Mahakam mengalami transisi ke Pertamina yang dikelola anak usaha Pertamina Hulu Mahakam (PHM), hanya dilakukan pengeboran enam sumur.
"Ini memang saya akui angka dinamis, Mahakam enam sumur, ini [Blok Rokan] lebih dan 20 itu minimum ya," katanya.
Menurutnya, pengeboran ini penting dilakukan untuk menjaga laju penurunan produksi alamiah atau natural decline pada blok terminasi tersebut. Pertamina pun melakukan sejumlah cara untuk mengatasi natural decline tersebut mulai dari pengeboran sumur baru, rigless atau pengeboran tanpa rig untuk sumur komplesi, membersihkan sumur dari endapan, menjaga kompresi, hingga menjaga kestabilan produksi di setiap lapangan.
Dharmawan menilai Pertamina memang lebih agresif dalam menahan laju natural decline di Blok Rokan dengan berkaca dari transisi Blok Mahakam.