Bisnis.com, JAKARTA — Tingkat inflasi di Indonesia pada Juni 2025 diperkirakan akan berada pada kisaran 2,2% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Hal itu diestimasikan oleh ING Bank N.V., perbankan global berbasis di Amsterdam, dalam laporan bertajuk ’Asia week ahead: data to show uptick in inflation in South Korea and Indonesia’ yang dirilis, Kamis (26/6/2025).
“Kami memperkirakan tingkat inflasi secara keseluruhan CPI [consumer price index/indeks harga konsumen] Juni pada level 2,2% YoY,” jelas Deepali Bhargava, Regional Head of Research, Asia-Pacific, ING Bank N.V., dalam laporan tersebut.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa inflasi diperkirakan akan terjadi di sejumlah negara Asia termasuk Indonesia, Filipina, dan Korea Selatan yang antara lain didorong oleh harga minyak yang lebih tinggi.
Di Indonesia, jelas Bhargava, kontribusi sektor transportasi ke inflasi inti telah turun dan mendekati nol dalam dua bulan terakhir.
Dengan kenaikan harga minyak global, dia memperkirakan kontribusi sektor tersebut akan kembali signifikan untuk kenaikan harga.
Baca Juga
”Dampak tidak langsungnya melalui harga pangan yang lebih tinggi juga dapat menambah inflasi inti,” jelasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, indeks harga konsumen Mei 2025 mengalami inflasi sebesar 1,6% YoY, lebih rendah dari April yang sebesar 1,95% maupun dari perkiraan mayoritas ekonom yang sebelumnya meramalkan di angka 1,87%. Inflasi juga lebih rendah dari capaian Mei 2024 lalu yang mencapai 2,84%.
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terutama didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 9,24% dan andil 0,59%.
“Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah emas perhiasan,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (2/6/2025).
Tercatat, emas menjadi komoditas penyumbang utama inflasi Mei 2025 sebesar 0,47% YoY, diikuti tarif air minum PAM yang berkontribusi sebesar 0,14%.
Kemudian, komoditas ikan segar, kopi bubuk, dan minyak goreng menyumbang inflasi masing-masing sebesar 0,12% YoY, 0,11%, dan 0,11%.
Meski dari lima komoditas tersebut saja telah menyumbang lebih dari setengah porsi inflasi tahunan, kenaikan IHK relatif terbatas karena terjadi deflasi pada sejumlah komoditas.
Pudji menjelaskan kelompok yang mengalami deflasi terdalam pada Mei 2025 adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan deflasi 0,28% dan andil -0,02%, didorong oleh penurunan harga telepon seluler.
Selain kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi 1,03% dengan andil 0,3%.
Komoditas utama yang memberikan sumbangan inflasi tahunan dari kelompok ini yaitu ikan segar sebesar 0,12%, kopi bubuk dan minyak goreng masing-masing 0,11%, beras 0,10%, serta sigaret kretek mesin (SKM) 0,09%.