Bisnis.com, JAKARTA — Kendati mendapatkan beberapa kendala yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19, pembangunan Kilang Balikpapan masih berjalan sesuai dengan target.
Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, sejak Februari 2019 telah efektif memasuki tahap engineering, procurement, and construction (EPC) untuk unit ISBL (Inside Battery Limit) dan OSBL (Outside Battery Limit).
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Balikpapan Narendra Widjajanto mengatakan bahwa pekerjaan konstruksi terus berjalan dengan pembangunan RFCC feed tank, stone column & piling work, serta temporary facility.
Secara bersamaan, sedang berlangsung pula proyek EPC Lawe-Lawe dan tujuh proyek pekerjaan awal (early work) yang tak kalah pentingnya sebagai proyek pendukung RDMP Balikpapan.
"Progres sekarang telah mencapai 18,90 persen," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (11/8/2020).
Narendra mengungkapkan bahwa adanya kejadian pandemi Covid-19, turut berimbas kepada jalannya proyek tersebut seperti adanya pembatasan di daerah Balikpapan yang membuat mobilitas sedikit terganggu. Namun, pihaknya optismistis dapat menyelesaikan proyek tersebut sesuai dengan target yang dicanangkan yakni pada 2023.
Baca Juga
"Jadi, secara progres itu kami ontrack dan tidak signifikan impact-nya," jelasnya.
Proyek RDMP Balikpapan merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang ditugaskan pemerintah kepada PT Pertamina (Persero).
Penugasan tersebut tertuang dalam Kepmen ESDM No. 1001 Tahun 2016 tentang Pengembangan dan Pengoperasian Kilang Minyak di Kota Balikpapan.
Nantinya, setelah unit kilang baru tersebut beroperasi bisa meningkatkan produksi BBM sebanyak 100.000 barel per hari sehingga total produksi pada Kilang Balikpapan akan meningkat menjadi 360.000 barel per hari.