Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) optimistis Pelabuhan Patimban, Jawa Barat tahap I dapat selesai tahun ini dan aktivitas bongkar muat sebagian dapat mulai berjalan.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi optimis proyek Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat dapat diselesaikan untuk tahap I/Oktober 2020, sehingga bisa dilakukan soft launching pada November 2020.
"Kami berharap semua pihak kerja keras agar Pelabuhan Patimban ini mulai dapat beroperasi pada November 2020," katanya dalam keterangan resmi, Senin (10/8/2020).
Menurutnya, masih ada beberapa pekerjaan saat ini dalam proses yang harus segera finalisasi seperti ramp on/ramp off dari jalan akses, penetapan alur pelayaran dan perairan pandu, pemilihan operator, dan sejumlah hal lainnya.
Dia berharap walaupun di tengah pandemi Covid-19, semua proyek pengerjaan dapat selesai tepat waktu. Terkait dengan dukungan aksesibilitas, nantinya pelabuhan Patimban akan dilengkapi dengan akses jalan tol dan jalur kereta api.
Menurutnya, dengan adanya kemudahan akses dan fasilitas ini diharapkan ke depan akan dapat menjadikan kawasan Pelabuhan Patimban ini menjadi kawasan logistik yang sangat besar.
Baca Juga
Pembangunan Pelabuhan Patimban, jelasnya, dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama, Pelabuhan Patimban direncanakan akan dapat melayani 3,75 juta peti kemas (TEUS).
Tahap kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5,5 Juta TEUS dan pada tahap ketiga akan meningkat kembali hingga 7 juta TEUS (ultimate).
Secara umum, Pelabuhan Patimban akan melayani jenis muatan Peti Kemas dan Kendaraan Bermotor (car terminal) yang diangkut menggunakan kapal-kapal berukuran besar. Car terminal ini nantinya memiliki kapasitas tampung hingga 600.000 kendaraan per tahun pada kondisi ultimate (sudah selesai seluruhnya)
Adanya Car Terminal di Pelabuhan Patimban ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas khususnya untuk ekspor-impor produk kendaraan di Pelabuhan Tanjung Priok. Selama ini, kendaraan berat termasuk angkutan ekspor-impor kendaraan menyumbang pada kemacetan lalu lintas khususnya ruas antara Bekasi-Tanjung Priok, Jakarta.