Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengatakan stabilitas sistem keuangan tetap baik, meski penyebaran virus Corona (Covid-19) masih tinggi.
Hal itu merupakan hasil rapat atau assessment KSSK ketiga yang berlangsung pada tahun ini.
"Stabilitas keuangan tetap baik, meski penyebaran Covid-19 masih tinggi. Pandemi mengakibatkan pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi. Kontraksi dan koreksi mulai terlihat pada kuartal II," katanya saat konferensi pers virtual, Rabu (5/8/2020).
Dia menuturkan realisasi pertumbuhan kuartal II/2020 yang mengalami kontraksi 5,32 persen jauh lebih jauh lebih rendah dibanding tahun lalu dimana Indonesia pertumbuhan 5,05 persen.
Menurutnya, kegiatan ekonomi mengalami penurunan cukup tajam pada April-Mei 2020.
"Namun, kami melihat Juni ada perbaikan atau pembalikan tren. Kami berharap ini dapat dijaga pada kuartal III," ungkapnya.
Baca Juga
Sri Mulyani menuturkan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berjalan meluas akhir Maret ternyata mempengaruhi kondisi perekonomian pada periode April-Mei sehingga terjadi kontraksi secara sangat dalam.
Untuk itu, otoritas fiskal dan moneter menerapkan langkah-langkah kebijakan dengan memperhatikan dinamika ekonomi dan dampak terhadap stabilitas sistem keuangan.
Selain melihat data, Ani mengatakan KSSK juga mendesain kebijakan untuk meminimalkan dampak negatif Covid-19 terhadap ekonomi dan sektor keuangan.
"Jika diperlukan, kami juga lakukan perubahan kebijakan," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan harga konstan pada kuartal II/2020 sebesar Rp2.589,6 triliun.
Jika dibandingkan dengan kuartal I/2020, maka ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -4,19 persen. Sementara itu, kumulatifnya pada semester I/2020 mencapai 1,26 persen.
Menurut Suhariyanto, efek domino Covid-19 di mulai dari masalah kesehatan hingga merembet ke masalah sosial dan ekonomi.
"Ini bukan persoalan gampang. Kita bisa melihat negara pada triwulan kedua mengalami kontraksi," ungkap Suhariyanto.