Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Remote Working Dorong Dominasi Sektor Telekomunikasi dalam Postur Ekonomi

remote working ini tidak akan banyak langsung berdampak positif ataupun negatif pada ekonomi. Hal ini mengingat remote working hanya mengubah mekanisme kerja.
Karyawan beraktivitas di sebuah gedung perkantoran di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (18/3/2020). - ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Karyawan beraktivitas di sebuah gedung perkantoran di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (18/3/2020). - ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA -- Tren bekerja dimanapun dan kapanpun alias remote working akan mendorong optimalisasi sektor telekomunikasi dan digital menjadi lebih dominan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyatakan, remote working sebenarnya sudah lama direncanakan seiring perkembangan era digital.

Namun, kehadiran pandemi Covid-19 justru membuat wacana ini semakin relevan khususnya di dunia pekerjaan. 

Secara umum, Yusuf memprakirakan, remote working ini tidak akan banyak langsung berdampak positif ataupun negatif pada ekonomi. Pasalnya, remote working hanya mengubah mekanisme kerja.

“Mungkin akan ada sektor yang diuntungkan ketika remote working ini diterapkan di Indonesia, yaitu sektor telekomunikasi,” ujar Yusuf kepada Bisnis, beberapa waktu yang lalu.

Meski begitu, jika melihat dari sumbangan sektor telekomunikasi terhadap PDB Indonesia masih relatif kecil, yakni hanya berkisar 3 persen sampai 4 persen saja. Padahal masa depan pekerjaan di Indonesia akan semakin berkonsep remote, artinya, pekerja tidak harus duduk di kantor dan bisa bekerja dimana saja.

“Oleh karena itu, sektor-sektor yang memungkinkan untuk remote working ini bisa mempersiapkan dari sekarang, kondisi remote working juga perlu didukung infrastruktur telekomunikasi yang merata,” tuturnya.

Tren ini juga kian menguat seiring dengan perkembangan virus Covid-19 yang sampat sekarang belum ada vaksinnya. Alhasil, mendorong orang mau tak mau untuk lebih disiplin dalam menjaga kesehatan untuk tidak tertular. Selain itu, beberapa lembaga dan institusi pemerintah pun sudah mulai mengimplementasikan remote working.

“Namun sayangnya masih ada beberapa tantangan dalam usaha jika memang kemudian mendorong remote working ini bisa diterapkan di seluruh Indonesia terutama bagi masyarakat di Indonesia Timur yang mana biaya untuk internet masih relatif mahal dan belum tersebar merata, ketidakstabilan jaringan, yang juga jadi penghalang,” sambung Yusuf.

Selain itu, tantangan berikutnya menurut adalah saat ini struktur angkatan kerja di Indonesia masih didominasi oleh sektor tradeable misalnya; pertanian, perdagangan, maupun industri manufaktur. Menurut Yusuf, jenis ini seperti ini agak sulit untuk mengadopsi remote working karena banyak memberi prasyarat tatap muka dalam pelaksanaannya. 

Sementara itu, Ekonom Senior Indef Aviliani mengatakan saat ini pemerintah perlu menyusun roadmap sumber daya manusia (SDM) yang melek teknologi. 

Dia menilai, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Ketenagakerjaan harus mempersiapkan SDM pada masa normal baru dengan banyaknya perubahan yang dialami semua sektor usaha. 

Hal ini mengingat tren kerja ke depan sangat bergantung dari kemampuan mengaplikasikan infrastruktur digital.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper