Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani menyatakan program insentif pemerintah melalui Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) harus menyentuh dunia usaha.
Pasalnya, dia menilai konstribusi pajak dari dunia usaha mencapai 80,7 persen.
"Harapannya untuk Komite PEN juga dianggarkan untuk dunia usaha agar bisa mendapat bantuan seperti yang lainnya. Karena kalau dunia usaha goyah, dampaknya besar hingga pengurangan tenaga kerja," katanya dalam dalam Mid-Year Economic Outlook 2020, Selasa (28/7/2020).
Dia mengemukakan anggaran insentif melalui PEN masih terpusat kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan BUMN. Sejauh ini, Rosan menyebut insentif bagi dunia usaha masih sebatas soal perpajakan.
“Yang kami khawatirkan kalau bantuan dunia usaha agak lama, ini juga akan membuat daya tahan kita makin menurun, daya tahan dunia usaha makin menurun,” tambahnya.
Adapun, pemerintah mencatat realisasi anggaran PEN per 1 Juli 2020 sebesar Rp127,4 triliun atau 18,3 persen dari alokasi total dukungan fiskal sebesar Rp695,2 triliun.
Baca Juga
Realisasi tersebut terdiri dari dukungan kesehatan sebesar 5,1 persen, perlindungan sosial 36,2 persen, dukungan UMKM 24,4 persen, insentif usaha 11,2 persen, serta dukungan sektoral dan Pemda sebesar 5,2 persen.