Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Investasi Turun, Pemerintah Optimistis Bakal Membaik di Semester II

Peningkatan investasi ini akan terjadi seiring dengan mulai bergeliatnya ekonomi yang sudah tampak sejak Juni - Juli 2020. Di sisi lain, pemerintah berupaya merampungkan rancangan undang-undang Cipta Lapangan Kerja.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Persekonomian Iskandar Simorangkir membuka Forum Digital Indonesia-Australia, di Jakarta, Rabu (31/1)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Persekonomian Iskandar Simorangkir membuka Forum Digital Indonesia-Australia, di Jakarta, Rabu (31/1)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Tren penurunan kinerja investasi tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan di hampir semua negara yang terdampak pandemi Corona atau Covid -19.

Kendati demikian, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir cukup optimis kinerja investasi akan mengalami peningkatan pada kuartal-kuartal selanjutnya.

"Investasi akan membaik seiring ekonomi dibuka kembali," kata Iskandar kepada Bisnis, Rabu (22/7/2020).

Iskandar menambahkan peningkatan investasi ini akan terjadi seiring dengan mulai bergeliatnya ekonomi yang sudah tampak sejak Juni - Juli 2020. Di sisi lain, pemerintah berupaya merampungkan rancangan undang-undang (RUU) Cipta Lapangan Kerja atau Omnibus Law.

Menurutnya, jika RUU Cipta Kerja bisa diundangkan pada kuartal III/2020, maka Investasi bisa lebih tinggi lagi pada kuartal/IV 2020. Pasalnya, RUU Cipta Lapangan Kerja membuat daya saing lebih baik dan perizinan usaha sangat gampang didapat.

"[Jadi] investasi Indonesia diperkirakan sedikit meningkat di kuartal III/2020 dan kuartal IV/2020 lebih tinggi," tegasnya.

Adapun data BKPM menunjukkan selama semester I/2020 senilai Rp402,6 triliun atau tumbuh 1,8 persen. Kendati tumbuh, namun khusus realiasi penanaman modal asing atau PMA tumbuh negatif 8,1 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper