Bisnis.com, JAKARTA -- Resesi ekonomi yang dialami Singapura saat ini dinilai bakal memukul sektor konstruksi di Tanah Air.
Wakil Sekjen II Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Errika Ferdinata menyebutkan sektor konstruksi dalam negeri tentu akan terdampak resesi ekonomi yang terjadi di Singapura.
"Singapura itu sekarang resesi ya, konstruksinya yang kena di awal, termasuk ke Indonesia dampaknya," ujarnya kepada Bisnis, Senin (20/7/2020).
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan investasi Singapura di Indonesia yang pada kuartal I/2020 mencapai US$2,7 miliar dolar atau 40 persen dari total investasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada periode tersebut.
Untuk mengantisipasi dampak resesi Negeri Singa ke Tanah Air, pemerintah dinilai dapat melakukan upaya, misalnya dengan menggandeng kontraktor kecil dan menengah dalam program padat karya tunai.
Hal itu perlu dilakukan karena akan memberikan kelangsungan bisnis kontraktor di tengah terus berkurangnya berbagai proyek yang ada akibat pandemi.
"Sekarang yang kami harap ya program padat karya tunai itulah dilibatkan ke kami anggota-anggota Gapensi, karena proyek infrastruktur ini mendorong pergerakan ekonomi, kalau tidak ada pendapatan dari proyek gimana kami survive, karena pendapatan kami hanya dari proyek saja," ujarnya.
Sebelumnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan terus mempercepat penyaluran Program Padat Karya Tunai (PKT/cash for work) guna mengurangi angka pengangguran di tengah ketidakpastian perekonomian pada masa Pandemi Covid-19.
Selain mengalokasikan anggaran program PKT rutin tahun 2020 sebesar Rp11,44 triliun dengan target penerima manfaat 613.513 orang, Kementerian PUPR juga melakukan perubahan skema pada program atau kegiatan infrastruktur yang semula bersifat reguler menjadi dilaksanakan dengan pola Padat Karya dengan alokasi anggaran Rp 654,4 miliar dan target penerima manfaat sebanyak 80.888 orang.
Tercatat hingga pertengahan Juni 2020, seluruh program PKT Kementerian PUPR baik yang rutin maupun program reguler dengan pola padat karya telah menyerap tenaga kerja sebanyak 144.163 orang dengan total anggaran yang telah disalurkan sebesar Rp2,16 triliun atau sebesar 17,9 persen dari total alokasi sebesar Rp12,01 triliun.