Bisnis.com, JAKARTA — Pemerhati sektor migas menilai capaian produksi siap jual atau lifting minyak dan gas bumi masih memuaskan di tengah tekanan harga minyak dunia dan pandemi Covid-19.
Staf pengajar Universitas Trisakti Pri Agung Rakhmanto berpendapat bahwa realisasi lifting migas sepanjang Januari—Juni 2020 terbilang cukup baik karena dari sisi operasi masih berjalan normal dengan adanya tekanan di hulu migas.
Kendati realisasinya masih di bawah target, secara garis besar realisasi tersebut menunjukkan adanya tren penurunan produksi yang merupakan kondisi yang membayangi hulu migas nasional.
“Tanpa produksi dari lapangan migas baru skala besar, memang akan selalu seperti itu profilnya terus menurun,” katanya kepada Bisnis, Jumat (17/7/2020).
Namun, dia menilai kondisi hulu migas pada semester II/2020 akan cenderung lebih baik dibandingkan dengan semester I/2020.
Menurut Pri, pada sisa 6 bulan terakhir terdapat ekspektasi pemulihan aktivitas ekonomi pascapandemi Covid-19.
“Bisa diharapkan ada peningkatan adalah lifting gasnya. Terutama serapan dari listrik dan industri pengguna gas yang kemungkinan sudah mulai berangsur pulih operasinya,” ungkapnya.
Pengamat sektor hulu migas Tumbur Parlindungan mengatakan bahwa jika melihat kondisi yang ada saat ini, realisasi lifting migas nasional terbilang cukup baik.
Pada semester II/2020, katanya, tingkat lifting migas akan lebih baik jika dibandingkan dengan semester I/2020.
“Seharusnya lebih baik lagi karena roda perekonomian sudah mulai berjalan yang menyebabkan membutuhkan energi sebagai driver dari pertumbuhan,” ungkapnya.