Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) melepas Anjungan KLD untuk segera dipasang di lapangan KLD.
Setelah selesai tahap pabrikasi yang dilakukan oleh kontraktor EPCI PT Meindo Elang Indah di Handil-1 Fabrication Yard, pada 15 Juli 2020 Anjungan KLD diberangkatkan menuju lepas Pantai Utara, Jawa Barat.
Direktur Utama PT PHE Subholding Upstream, Budiman Parhusip mengatakan di tengah pandemi Covid-19, pihaknya berkomitmen untuk tetap melanjutkan proyek-proyek.
“Proses fabrikasi Anjungan KLD yang tepat waktu membuktikan kami berupaya maksimal untuk tetap on track sesuai dengan jadwal penyelesaian proyek," katanya dalam keterangan resminya yang dikutip pada Kamis (16/7/2020).
Dimulainya tahap fabrikasi (First Cut) di September 2019, milestone pengembangan Lapangan KLD diharapkan memenuhi OTOBOSOR (on time, on budget, on scope dan on return) dan dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan, kesehatan dan lindung lingkungan dalam pelaksanaannya.
“Lapangan tua adalah tantangan tersendiri. Mengurangi natural decline tentunya membutuhkan strategi khusus, yang kami lakukan dengan Pengembangan lapangan KLD adalah langkah nyata PHE khususnya PHE ONWJ untuk mengejar target produksi," ujarnya.
Baca Juga
GM PHE ONWJ Cosmas Supriatna menjelaskan, perjalanan menuju lokasi pemasangan akan ditempuh selama sekitar 10 hari, sehingga diperkirakan pada Agustus , pemasangan Anjungan KLD yang terdiri atas pile, jacket, dan topside termasuk boat landing anjungan sudah dapat dilakukan.
Proyek dengan alokasi biaya US$35,42 juta dengan potensi cadangan mencapai 1,6 mmbc atau 30,7 BCF atau setara 6,9 MMBOE diharapkan lebih cepat dari rencana awal di kuartal I/2021.
Nantinya diharapkan dua sumur di Lapangan KLD akan menyumbang tambahan migas sebesar 500 BCPD & 15 MMSCFD, Produksi dari Lapangan KLD akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri sehingga menjadi pendorong industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ.
"Kami berharap pengembangan lapangan KLD sesuai dengan timeline," tuturnya.
Sementara itu, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menuturkan bahwa pihaknya mengapresiasi PHE ONWJ yang telah menyelesaikan proyek Anjung KLD meski ditengah masa sulit untuk industri hulu migas.
Menurut dia, pada tahun ini industri hulu migas sangat menantang dengan harga minyak dunia yang rendah dan wabah Covid-19 sangat berdampak pada industri hulu migas.
“Kami berharap capaian yang membanggakan ini dapat dikawal dengan baik agar memberikan dampak positif pada penambahan produksi migas dan dalam jangka panjang akan menopang upaya mencapai produksi 1 juta barrel di 2030 untuk mewujudkan ketahanan energi nasional," katanya.