Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) M. Faisal mengatakan usaha mikro kecil & menengah (UMKM) bukan hanya membutuhkan akses pembiayaan, tetapi pasar yang luas.
Dia mengatakan bahwa program kredit usaha rakyat atau KUR, misalnya, program ini banyak dievaluasi karena mekanisme penyaluran kredit lewat perbankan cenderung terbatas dan tidak memiliki coverage yang luas.
"Bagaimanapun perbankan selalu menerapkan prinsip collateral atau jaminan, inilah yang membuat UMKM cenderung mencari kredit yang lebih tinggi," kata Faisal, Minggu (12/7/2020).
Faisal menjelaskan persoalan yang sekarang dihadapi UMKM tak hanya soal akses ke pembiayaan. Penurunan dari sisi permintaan juga berpengaruh terhadap kelangsungan UMKM, terutama mikro, yang tersengat langsung imbas pandemi covid - 19.
Oleh karena itu, akses pasar sangat dibutuhkan oleh para pelaku usaha mikro. Pemerintah perlu memikirkan hal ini supaya kombinasi kebijakan yang telah diterbitkan pemerintah benar-benar menyentuh ke pokok persoalan.
"Jadi, permasalahan UMKM ini bukan melulu pada akses pembiayaan, tapi akses pasar itu," tukasnya.
Dalam catatan Bisnis, jumlah subsidi bunga yang dialokasikan dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) senilai Rp35,28 triliun. Subsidi bunga menjadi salah satu program bantuan yang diberikan kepada UMKM. Total alokasi PEN untuk UMKM mencapai Rp123,46 triliun.
Namun demikian, penyerapan alokasi anggaran untuk pemulihan ekonomi nasional masih jauh panggang dari api.