Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia memanfaatkan periode pergerakan udara yang rendah pada pandemi ini untuk melakukan uji coba prosedur user preferred route (UPR) yang dapat meningkatkan efisiensi penerbangan lintas udara (overfly) mulai sampai dengan 30 Agustus 2020.
Direktur Utama AirNav Indonesia M. Pramintohadi Sukarno mengatakan UPR merupakan salah satu metode manajemen ruang udara dengan konsep free-route airspace yang menghasilkan rute alternatif. Rute ini, memberikan keleluasaan bagi maskapai untuk menentukan rutenya sendiri yang paling efisien dengan mempertimbangkan arah dan kecepatan angin, risiko turbulensi, suhu udara, serta jenis dan kinerja pesawat udara.
UPR, terangnya, memangkas jarak tempuh penerbangan lintas internasional yang melewati ruang udara Indonesia. Pemangkasan jarak tempuh ini diikuti dengan optimalisasi performa pesawat udara menjadi seefisien mungkin sehingga menurunkan konsumsi dan emisi bahan bakar pesawat udara.
“Industri penerbangan Indonesia diharapkan menjadi lebih ramah lingkungan. UPR dapat digunakan oleh penerbangan lintas udara yang terbang pada ketinggian 35.000 – 60.000 kaki di atas permukaan air laut,” ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (6/7/2020).
Sebelumnya, berdasarkan data pergerakan udara yang dihimpun oleh AirNav Indonesia menunjukkan tren peningkatan sejak awal Juni 2020 hingga awal Juli 2020 dibandingkan dengan Mei 2020.
Total pergerakan pesawat udara yang kami kelola di 285 Cabang pada bulan Juni 2020 adalah 51.228 pergerakan, meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan bulan Mei 2020 sebanyak 27.433 pergerakan.
Baca Juga
Namun, memang apabila dibandingkan dengan kondisi normal, peningkatan ini masih belum signifikan. Dia mencontohkan, data traffic movement pada Mei 2019 adalah sebanyak 162.426 pergerakan dan untuk Juni 2019 sebanyak 169.248 pergerakan.
Hingga kuartal II/2020, AirNav Indonesia melayani total 657.554 pergerakan pesawat udara sedangkan pada kuartal II/2019 melayani lebih dari 1 juta pergerakan pesawat udara.
“Pergerakan pesawat udara pada Januari sampai dengan Maret 2020 masih dalam kondisi normal, penurunan signifikan memang terjadi pada April sampai dengan Juni 2020 akibat pandemi Covid-19,” tekannya.