Bisnis.com, JAKARTA -- Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengubah strategi produksi dan jenis barang untuk memenuhi permintaan pasar yang dinamis.
Laporan SEA Insight terbaru berjudul ‘Revitalisasi UMKM Indonesia’ mengungkapkan 45 persen pelaku UMKM baru lebih aktif berjualan di platform dagang-el selama masa pandemi virus corona (Covid-19).
Presiden Komisaris Sea Group Pandu P Sjahrir mengatakan 45 persen pelaku UMKM yang bermigrasi ke daring terdiri atas ritel dan grosir, makanan dan akomodasi, serta industri rumahan.
"Sektor ritel, industri rumahan, makanan dan akomodasi cenderung lebih aktif berjualan melalui e-commerce. Selain memberikan layanan pengiriman makanan, UMKM sektor makanan dan akomodasi dapat juga menjual makanan jadi di e-commerce," ujar Pandu dalam konferensi pers virtual, Kamis (2/7/2020).
Selain itu, sejumlah pelaku UMKM di sektor pertanian, pertambangan, dan kesehatan turut tercatat beralih ke penjualan via platform dagang-el. Adapun, pelaku usaha di sektor kesehatan cenderung menjual masker dan hand sanitizer. Bahkan, terdapat juga pelaku usaha sektor pertanian yang memanfaatkan platform dagang-el untuk menjangkau konsumen.
Namun demikian, masih terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku UMKM dalam konteks pemanfaatan teknologi digital, antara lain modal, logistik, dan bahan baku. Beberapa hal lain yang masih menjadi masalah adalah literasi digital dan akses internet yang mahal dan tidak bisa diandalkan.
Baca Juga