Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terkendala Distribusi, Telur dan Daging Ayam Bisa Jadi Pemicu Inflasi Juni 2020

Tekanan inflasi Juni 2020 lebih banyak bersumber dari sisi pasokan akibat gangguan transportasi dan distribusi berkaitan dengan pembatasan mobilitas selama pandemi Covid-19.
Pedagang aneka bahan bumbu masakan tertidur saat menunggu calon pembeli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan
Pedagang aneka bahan bumbu masakan tertidur saat menunggu calon pembeli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA--Komoditas telur ayam dan daging ayam diprediksi akan mendorong tekanan inflasi pada Juni 2020.

Ekonom Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi melihat tekanan inflasi Juni 2020 lebih banyak bersumber dari sisi pasokan akibat gangguan transportasi dan distribusi berkaitan dengan pembatasan mobilitas selama pandemi Covid-19.

"Harga komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras mengalami kenaikan. Saya memperkirakan inflasi pada Juni 2020 berada di angka 0,04 persen [mtm] atau 1,82 persen [yoy]," katanya seperti dikutip dalam siaran pers, Senin (29/6/2020).

Mengacu pada situs infopangan.jakarta.go.id, harga daging ayam ras pada Senin (29/6/2020) tercatat Rp37.974 per ekor atau naik Rp451 dibandingkan hari sebelumnya.

Sementara itu, telur ayam ras dibanderol Rp26.500 per kg atau naik Rp95 per kg dibandingkan kemarin.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi inflasi sebesar 0,07 persen pada Mei 2020. Dengan begitu, inflasi secara tahun kalender (year to date/ytd) menjadi 0,90 persen, dan inflasi secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 2,19 persen.

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia (BI) pada minggu IV Juni 2020, inflasi Juni 2020 diperkirakan sebesar -0,01 persen (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juni 2020  secara tahun kalender sebesar 0,90 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,76 persen (yoy).
Dari survei BI tersebut, penyumbang utama deflasi pada periode laporan antara lain berasal dari berasal dari komoditas bawang putih sebesar -0,04 persen (mtm), cabai merah, jeruk dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar -0,03 persen (mtm), cabai rawit, gula pasir dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,02 persen (mtm), serta minyak goreng sebesar -0,01 persen (mtm).
Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang inflasi yaitu daging ayam ras sebesar 0,13 persen (mtm), telur ayam ras sebesar 0,05 persen (mtm), dan tomat sebesar 0,01 persen (mtm).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper