Bisnis.com, JAKARTA – Peningkatan penetrasi pasar pada usaha berskala mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa menjadi katalis dalam penyelamatan sektor ini dari dampak pandemi Covid-19. Akses pasar yang lebih besar dapat tercapai dengan menjembatani bisnis UMKM dengan usaha skala besar.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyebutkan jembatan tersebut sejatinya telah dibangun dengan keikutsertaan UMKM pada marketplacedigital. Kendati demikian, dia mencatat jumlah UMKM yang telah merambah marketplace baru mencapai 13 persen.
"UMKM yang bergabung dengan marketplace mencatatkan pertumbuhan penjualan selama pandemi, namun jumlahnya masih sangat kecil. Masih ada 87 persen UMKM yang belum terhubung," kata Teten dalam acara peluncuran UMKM Akademi yang dipelopori Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) pada Rabu (17/6/2020).
Berbeda dengan krisis ekonomi 1998 di mana UMKM menjadi salah satu penyelamat perekonomian Nasional, Teten menyebutkan krisis pandemi Covid-19 justru menempatkan UMKM sebagai salah satu sektor yang paling tertekan. Dengan komposisi UMKM yang mendominasi bisnis di Tanah Air, dia menyatakan penyelamatan sektor ini menjadi krusial karena bakal berdampak pada upaya minimalisir peningkatan tingkat kemiskinan dan pengangguran.
"Barangkali masalah UMKM bisa dibenahi, kita bisa mencegah laju pertambahan kemiskinan dan pengangguran yang terlalu dalam," lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani menyatakan komitmen pihaknya dalam memberi asistensi bagi UMKM. Sektor ini sendiri disebutnya memiliki posisi strategis dalam menjaga perekonomian nasional mengingat tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) diperkirakan mencapai 30 sampai 40 persen di berbagai sektor.
Baca Juga
"Salah satu penampung dari korban PHK ini adalah UMKM. Mereka harus menjadi penopang, jangan sampai perekonomian masyarakat terpuruk lebih dalam," kata Hariyadi.