Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro menerangkan dampak pandemi Covid-19 turut menciptakan tren teknologi baru bagi pengembangan perusahan rintisan atau startup di Indonesia.
Bambang beralasan akibat pandemi Covid-19 pola interaksi masyarakat berubah dengan ditandai dengan minusnya kontak langsung antar orang.
“Yang kita butuhkan sekarang adalah aplikasi. Semakin banyak aplikasi yang bisa meminimalisir kontak langsung dan tentunya harus sesuai dengan peraturan perundangan,” kata Bambang melalui keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jakarta, Sabtu (13/6/2020).
Bambang mengungkapkan teknologi informasi dan komunikasi atau TIK saat ini telah menjadi kebutuhan masyarakat. Sehingga, dia menuturkan, pemerintah tengah memerhatikan infrastruktur bagi TIK.
“Termasuk akses internet menjadi infrastruktur dasar sama seperti jalan raya dan pembangkit listrik,” ujarnya.
Dia menegaskan infrastruktur TIK mesti diperlakukan sama dengan infrastruktur perhubungan maupun energi. Karena, menurut dia, teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi cara hidup baru akibat pandemi Covid-19.
“Sekarang sudah menjadi kebutuhan dasar sama seperti kita membuat jalan, membuat bandara, maupun membuat pembangkit dan transmisi listrik. Investasi swasta dan publik harus diperkuat dan otomatis juga sumber daya manusianya,” kata dia.
Kementerian Riset dan Teknologi sekaligus Badan Riset dan Inovasi Nasional mencatat terdapat sepuluh tren teknologi baru akibat pandemi Covid-19 yang meliputi belanja daring, pembayaran digital, teleworking (work from home), telemedicine, tele-education and training, hiburan daring, rantai pasokan atau supply chain 4.0, 3D printing, robot dan drone, serta teknologi 5G dan TIK.
Investor Startup sekaligus pendiri Indies Capital Pandu Patria Sjahrir mengatakan para pelaku usaha startup dapat memanfaatkan situasi tersebut. Pandu mencontohkan logistik, menurutnya ke depan akan menjadi tren bisnis startup adalah e-logistik.
Jenis startup itu juga relevan dengan kondisi pandemi saat ini. Selain itu masa pandemi juga menimbulkan permasalahan di bidang pendidikan dan kesehatan di masyarakat.
“Saya yakin startup yang bisa mengembangkan platform untuk mengatasi masalah kedua bidang itu akan bisa berkembang cepat,” tuturnya, dalam rilis yang diterima Bisnis, Selasa (9/6/2020).
Menurutnya, para investor pun banyak yang akan mendukung perusahaan rintisan dengan memberikan suntikan modal. Apalagi dari sisi pasar, startup ini memiliki segmentasi yang luas.
"Secara garis besar memang market-nya ini, potensinya sangat besar. Misalnya e-commerce, kan orang belanja masih 98 persen offline, online-nya masih 2 persen. Kalau kita bisa naik 10 persen saja, itu udah 5 kali lipat," ujarnya.