Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina EP Sesuaikan Target Lifting Migas

Direktur Utama Pertamina EP Chalid Said Salim mengatakan bahwa revisi yang akan diajukan perseroan kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berdasarkan kondisi global saat ini.
Petugas memeriksa pengoperasian Rig (alat pengebor) elektrik D-1500E di Daerah operasi pengeboran sumur JST-A2 Pertamina EP Asset 3, Desa kalentambo, Pusakanagara, Subang, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020)./ ANTARA - M Ibnu Chazar
Petugas memeriksa pengoperasian Rig (alat pengebor) elektrik D-1500E di Daerah operasi pengeboran sumur JST-A2 Pertamina EP Asset 3, Desa kalentambo, Pusakanagara, Subang, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020)./ ANTARA - M Ibnu Chazar

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina EP berencana untuk mengajukan revisi program kerja terkait dengan produksi siap jual (lifting) minyak dan gas bumi tahun ini.

Direktur Utama Pertamina EP Chalid Said Salim mengatakan bahwa revisi yang akan diajukan perseroan kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berdasarkan kondisi global saat ini.

Adapun, entitas anak PT Pertamina (Persero) tersebut merevisi turun target lifting minyak tahun ini menjadi 80.276 barel oil per day (bopd) dari target semula 85.000 bopd.

Sementara itu, untuk target lifting gas bumi, Chalid menuturkan pihaknya juga akan mengajukan revisi menjadi 817 mmscfd dari target semula yakni 932 mmscfd.

"Tentunya perusahaan minyak semua melakukan optimasi RK [rencana kerja] dan biaya," katanya kepada Bisnis, Kamis (11/6/2020).

Sebelumnya, SKK Migas mematok target lifting minyak dan gas bumi yang lebih rendah untuk tahun ini dengan mempertimbangkan kondisi di sektor hulu saat ini.

Target lifting minyak direvisi menjadi 705.000 barel oil per day (bopd) dan target lifting gas direvisi menjadi 5.536 mmscfd.

Selain itu, SKK Migas turut memangkas target investasi di sektor hulu migas menjadi US$11,8 miliar dari target semula untuk tahun ini US$13,8 miliar. Per Mei 2020, investasi hulu migas telah mencapai US$3,93 miliar.

Chalid menjelaskan, revisi yang akan dilakukan perseroan dan SKK Migas tentunya akan berdampak terhadap kinerja keuangan perseroan.

"Kinerja keuangan, pendapatan dan laba bersih tentu terpengaruh, berkurang dari rencana awal, hal ini juga dipengaruhi oleh harga minyak dan gas," ungkapnya.

Sementara itu, Marjolijn Wajong, Direktur Eksekutif Indonesia Petroleum Association (IPA) menyatakan para kontraktor akan tetap beroperasi seoptimal mungkin di tengah kondisi saat ini.

"KKKS sih akan tetap mengusahakan agar dapat berproduksi sebaik mungkin dengan aman," katanya kepada Bisnis, Kamis (11/6/2020).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper