Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia memprediksi kebangkitan sektor logistik akan terjadi pada kuartal IV/2020 usai mengalami titik terendahnya pada kuartal 1/2020 akibat pandemi virus Covid-19.
Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menuturkan dari berbagai data-data yang diperolehnya, bahwa kuartal I/2020 menjadi titik terpuruk seluruh kegiatan ekonomi global sehingga memberikan dampak bagi kondisi kegiatan usaha dan perekonomian nasional Indonesia.
"Keterpurukan ini yang akan berlangsung hingga ke kuartal III/2020, sementara di kuartal ke IV/2020 bahwa sebagian pelaku usaha mulai melakukan penyesuaian dan bangkit memperbaiki keterpurukan," jelasnya kepada Bisnis.com, Minggu (7/6/2020).
Menurutnya, dalam kondisi new normal atau kenormalan baru kegiatan usaha pada fase pertumbuhan ekonomi yang negatif secara global akibat pandemi Covid-19 tersebut pasti berdampak langsung atas aktivitas logistik secara umum, terutama bagi sektor-sektor yang melayani aktivitas business to business (B to B).
Berdasarkan data yang dimilikinya, aktivitas transportasi darat secara global telah mengalami penurunan hingga 20 persen dan mengalami kerugian operasional hingga US$800 miliar. Bahkan antrean truk panjang di perbatasan terjadi hingga 50 kilometer memasuki Polandia dari Jerman, begitu pula kantrean hingga 30 kilometer antara Republik Ceko dan Slovakia.
Dari sisi transportasi laut pun terdampak dengan banyaknya aktivitas angkutan laut antara Asia dan Eropa yang bermuatan kosong akibat banyaknya industri yang berhenti atau mengurangi produksinya. Begitu pun di angkutan udara yang mengalami penurunan cukup signifikan akibat berbagai kebijakan lockdown di berbagai negara.
Baca Juga
Dia melanjutkan kegiatan logistik sangat luas cakupannya dimana tidak hanya merupakan kegiatan perpindahan barang namun juga meliputi orang, uang, dan data, sehingga kemudian dapat dikelompokkan secara sederhana berdasarkan bentuk dan skala terhadap komoditas yang dikelola dan bentuk transaksinya.
Berdasarkan komoditas yang dikelola terdapat bahan baku industri seperti manufaktur, kerajinan, olahan dan semacamnya, komoditas produk Jadi hasil industri (otomotif, elektronik, alat kesehatan dan semacamnya, bahan kebutuhan pokok primer, barang impor dan ekspor, barang e-commerce, dan komoditas lainnya, seperti pertanian, perikanan air laut dan air tawar, dan pertambangan.